Extra Chapter #2

212 29 30
                                    

Thana Asha Kalyna

Gue kadang suka takut sama hubungan gue sama Bintang sekarang karena bukan adegan dewasa lagi yang kami lakukan tapi, adegan suami-isteri. Contohnya kayak sekarang, cowok gue yang udah jadi dokter residen itu bukannya pulang ke rumahnya malah pulang ke rumah gue, dia disambut sama Fariz yang langsung dia gendong terus dia berjalan menghampiri gue dan mencium keningnya. Coba deh lo semua pikir, itu tadi adegan suami-isteri banget kan?

Gak sampai di situ aja ya, Bintang makan di sini, gue siapin dan gue... SUAPIN.

Iya gak salah baca.

Hari ini gue masak ayam goreng pake sambel terasi, Bintang liat itu di dapur, "Mau makan boleh Than?"

"Oh boleh banget."

"Kamu udah makan?"

"Belum. Yuk, bareng!"

"Suapin ya? Sepiring berdua aja."

Kadang gue suka hampir lupa gimana dinginnya Bintang waktu pertama kali kita kenal, dia yang dulu ogah banget sama gue sekarang tanpa sungkan, tanpa gengsi, tanpa malu minta suapin ke gue dan makan sepiring berdua. Bro ini sih udah another level ya, bahkan gak semua suami-isteri melakukan hal sederhana tapi buat gue super manis dan romantis kayak gini.

Jadi deh gue suapin dia yang kini ajak main Fariz dengan laptop belajar yang baru aja ia belikan untuk Fariz kemarin. Ayam goreng pake sambel itu kan makannya enak pake tangan langsung ya, jadi gue melakukannya dan tentu aja gue menyuapi Bintang pun pun langsung pake tangan gue, kebayang gak? Kebayang dong!

"Enak?" Tanya gue pada Bintang.

Bintang mengangguk, "Enak."

"Aku kayak lagi ngasuh 2 anak."

Bintang tersenyum miring, "Mommy Thana?"

"Iya babby boy?"

"Hih! Geli ah!" Dia yang mulai dia yang bergidik geli.

"Elu juga yang mulai!" Ucapku sambil menekan sedikit suapan ke mulutnya. Dia menatapku dengan dahi berkerut seperti protes sambil mengunyah.

"Kamu mau calon suami kamu mati karena keselek?!"

Gue menukik alis sebelah, "Calon suami? Pret? Ngelamar aja belum lu! Ngaku-ngaku aja ah."

Bintang terkekeh, saat gue sodorkan suapan lagi dia menolak sambil tersenyum, "Bentar dulu, aku mau ngomong."

"Apa?"

"Fariz, sini deh duduk di pangkuan Papa," suruh Bintang pada Fariz, anak itu nurut aja lagi.

"Ini Fariz sebagai saksi ya."

"Apaan sih?" Gue mulai curiga.

"Fariz mau tinggal sama Papa gak?" Bintang bertanya pada Fariz.

"Mau!"

"Fariz mau Papa tiap hari main sama Fariz?"

"Mau!"

"Fariz tau gak kalau sekarang Papa itu belum resmi jadi Papanya Fariz, mau diresmiin gak?"

"Mau banget!!!!" Seru Fariz.

Sekarang Bintang menoleh ke arah gue, dia menatap gue sangat dalam sambil merogoh saku celananya.

"Thana...."
"Fariz mau aku resmi jadi Papanya."
"Kalo kamu.. mau gak aku resmi jadi Papanya Fariz dan.... suami kamu?" Gue mulai mengerjapkan mata saat ia bertanya demikian. Tibakah waktunya?

Bintang mengeluarkan kotak beludru berwarna biru, dia membukanya dan tampak sebuah cincin cantik ada di dalamnya.

"Thana, kamu mau nikah sama aku?"

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang