Extra Chapter #3

202 24 33
                                    

SURPRISE!!!!

(gess kalo boleh aku minta tolong jangan ada yang share gambar2 ini ya... kalo mau di save di galeri boleh tapii jangan di share kemana-mana, punten pisan🙏🏻 exclusive buat yang baca HOME aja xixi, OKE GAK???)

 kalo mau di save di galeri boleh tapii jangan di share kemana-mana, punten pisan🙏🏻 exclusive buat yang baca HOME  aja xixi, OKE GAK???)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dah siapp kondangan??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Dah siapp kondangan??

Jangan lupa bawa amplop yah🙏🏻

***

Thana Asha Kalyna

Akad baru saja dilakukan, menikah tanpa orangtua membuat gue merasakan haru yang luar biasa ketika Dimas mewakili ayah untuk menikahkan gue dengan Bintang. Setelah kata "SAH!" diserukan untuk kami, Dimas gak bisa menahan air matanya, begitu juga dengan gue yang sejak awal sudah menahan tangis dan semuanya runtuh karena Dimas.

Hal yang bikin makin sedih adalah ketika Bintang memeluk Dimas setelah serangakaian momen ijab qabul selesai, gue yang ada di sampingnya Bintang bisa mendengar apa yang diucapkan Dimas pada Bintang, "Gue titip kakak gue ya bang, titip Fariz juga, jagain mereka, selama ini gue gak bisa kasih banyak bahagia buat kak Thana, selama ini kak Thana udah banyak lukanya, sakitnya dan gue sebagai adiknya juga cuma bisa nyusahin dia mulu jadi gue minta tolong bahagiain kakak gue banyak-banyak, bikin dia seneng terus."

Bintang menepuk dan mengusap punggung Dimas yang tangisnya sudah pecah, "Pasti Dim, gue pasti akan selalu berusaha buat terus bahagia-in dan jagain Thana dan Fariz, makasih ya lo udah jadi adik baik dan hebatnya Thana, lo selalu bikin dia bangga. Setelah jadi isteri gue, Thana masih tetap kakak lo. Jadi Dim, tetap jadi adik kecilnya Thana ya."

Gue gak bisa menahan tangis lagi sampai gue harus dirangkul oleh tante yang ikut terharu juga, lalu tangis gue semakin pecah ketika Dimas berpindah dan memeluk gue, erat banget.

Kami gak ngomong apapun, cuma isakan tangis yang kami sautkan satu sama lain dan satu kalimat aja yang bisa gue ucapkan pada Dimas, "Makasih banyak Dimas."

Dimas masih gak mengucapkan apapun sampai ia melepaskan pelukannya, dan ketika mata kami bertemu, baru dia bersuara, "Baik-baik dan bahagia terus kak."
"Udah plis gue udah cukup alay banget hari ini karena banyak nangis," lanjutnya lagi.

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang