Empat Puluh

134 25 23
                                    

Thana Asha Kalyna

Sedikit demi sedikit, gue mulai membenahi hidup gue. Kali ini betulan bebenah, bukan lagi ngumpetin semua lukanya aja kayak dulu. Sekarang gue udah gak kerja, karena gue betulan masih setakut itu untuk menghadapi opini semua orang tentang gue, jadi dari mana sekarang sumber gue bertahan hidup. Tentu aja gue dibantu tante, satu-satunya keluarga yang gue punya selain Dimas. Awalnya gue membantu-bantu di tokonya tante tapi sekarang dengan di modali oleh tante, gue mulai merintis usaha gue sendiri, yakni jualan kayak jajanan jaman now gitu deh Ada salad buah, Mango Sticky Rice, Fruits Rolls, Mentai Rice, Daifuku Mochi dan lain-lain. Kalau kalian mau pesan, tingal ketik Reg (spasi)   JajanThans kirim ke 123, 5 pemesan pertama akan mendapat undian untuk memenangkan 2 juta rupiah. Tapi bohong. Hehe... Untung gak ada Dimas kalau ada gue udah ditoyor sama dia karena garing abis.

Btw, hari ini JajanThans yang baru buka di toko online aja belum ada offline storenya, mau tutup dulu. Karena ownernya, yang mana adalah gue mau menghadiri sidang sang pujaan hati alias Bintang Abbas Adytama. Gak lupa juga gue membawa bucket bunga yang udah gue pesan secara online.

"Lesgooo Oci kita berangkat!!!" Seru gue pada Hoshi yang menjemput gue untuk datang bersama ke sidangnya Bintang.

"Kayak kenal gue jaketnya," kata si Hoshi malah salfok.

Gue menyengir, "Emang punya abang lo, hehe."

"Pantesan. Udah dihibahin apa gimane tuh?" Tanya Hoshi.

"Kata Bintang buat gue aja, soalnya di dia agak ngepas. Ini bukan punya lo yang Bintang colong kan?"

Si Hoshi terkekeh, "Enggak kak, cuma setau gue itu jaket dia punya dari SMA, sering banget dipake, barang kesayangan lah, makanya agak heran aja pas dia hibahin ke lo, ya harusnya gak heran sih, kan lo ceweknya."

"Ih, pernah dipinjemin ke Challa gak?"

"Waduh, gak tau tuh."

"Gak jadi pake deh, katanya Challa juga mau dateng nanti kalau jaketnya pernah dipinjem dia, terus liat gue pake, terus---,"

Si Hoshi malah terbahak lagi hingga membuat ucapan gue terpotong, "Dih? Kok ketawa sih?"

"Gak pernah kak. Gue pinjem itu jaket aja dia bisa marah 7 hari."

"Wah, iya? Spesial banget kayaknya? Dia beli sendiri atau hadiah dari seseorang?"

"Itu jaket dia beli dari honor pertamanya nyanyi di Kafe."

Mata gue membesar, tiba-tiba terharu sendiri meski tau kalau gue agak berlebihan.

"Etttt, jangan mewek, mending kita berangkat dari pada telat," Hoshi yang mungkin melihat bibir gue mencebik langsung menarik pelan tangan gue untuk naik ke motornya.

"Bentar," gue menahannya.

"Apa lagi kak?"

"Bayar dulu mango sticky rice lo yang kemarin."

"Astaga, sempet-sempetnya?!"

Ya kan namanya juga cari nafkah, bener gak?

***

Bintang Abbas Adytama

Gue keluar ruang sidang dengan dada yang luar biasa lega. Akhirnya deh. Akhirnya gue unofficial punya gelae S.Ked. Setelah melalui banyak badai dan tsunami, akhrinya gue sampai di titik ini juga.

Saat gue melangkah keluar, gue bisa melihat Hoshi, Thana, Cakra dan Dimas menyambut gue dengan senyum lebar seolah yakin kalau gue mendapat hasil yang memuaskan, karena ya memang iya, mungkin bukan hasil yang sempurna, tapi gue tetap puas dengan hasil kerja keras gue.

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang