Extra Chapter #4

235 23 19
                                    

Bintang Abbas Adytama

Malam ini gue sedang sibuk menonton vidio rekaman operasi jantung yang kemarin sudah gue lakukan bersama dokter senior tentu aja, gue sedang memerhatikan celah-celah kekurangan gue dalam operasi itu sekalian mempelajari lebih dalam lagi prakteknya secara keseluruhan.

Fokus gue teralih ketika gue melihat secangkir kopi mendarat di meja kerja gue, saat gue mendengak, ternyata itu isteri gue yang membawakan. Dia tersenyum ketika gue menatapnya sebelum mendekat dan mendaratkan satu kecupan di pipi gue, "Semangat!!!" Katanya.

Baru saja ia akan melangkah pergi, gue langsung menahannya.

"Mau kemana?" Tanya gue.

"Mau.... tiduran di kasur."

"Emangnya udah ngantuk?"

"Belum sih, ya sambil nungguin kamu aja."

"Kamu tertarik nonton bareng gak?"

Thana melihat ke laptop gue dimana ada vidio yang gue tonton tapi sedang gue pause.

"Aku gak ngerti."

"Nanti aku jelasin. Lumayan kuliah kedokteran 1 sks."

"Boleh deh, aku juga gabut, Fariz udah tidur dikamarnya soalnya."

"Iya makanya, temenin aku aja," gue langsung menariknya untuk duduk di pangkuan gue yang membuat Thana cukup terkejut.

"Harus banget posisinya begini?" Tanyanya. Gue terkekeh sebelum mencium bahunya dan memeluknya dari belakang, "Kan biar nyaman."

"Ngalus kamu makin jago abis nikah, aku sampe kalah."

"Justru aku berguru sama kamu!"

"Iya sih, biasanya murid emang lebih pinter daripada gurunya."

Gue terkekeh lagi sebelum melanjutkan vidio yang gue jeda tadi.

"Ih, Bintang, geli ah!"
"Gak bisa, gak bisa aku nonton begini," seru Thana bergidik geli karena memang yang ia tonton adalah tangan-tangan yang serang mengubek-ubek organ dalam manusia, khususnya jantung.

"Cemen banget ah!" Ledek gue. Thana akhirnya tetap menonton meskin dengan mata yang ia sipitkan, tapi dia keliatan gelisah nontonnya apalagi ketika ada kondisi yang membuat para dokter sempat panik, dan kegelisahan Thana membuat tubuhnya gak bisa diem diatas pangkuan gue. Kalau udah begitu akhirnya apa? Akhirnya gue ikut gelisah. Gimana enggak, yang paling terganggu dengan gerakan Thana di atas pangkuan gue itu udah jelas.... yang di bawah gue. Tau kan?

"Aduh Bintang itu kenapa darahnya mancur begitu? Ih serem amat, ini kamu liat tiap hari?" Gue sampe udah gak fokus lagi sama vidio karena Thana yang gak bisa diem.

"Udahan aja nontonnya!" Ucap gue langsung menutup laptop.

"Loh? Kenapa?"

"Ngajak kamu nonton begini bukan ide bagus."

"Aku bikin kamu gak fokus ya?"

"Iya!!!!"

"Yaudah maaf, lagian yang ngajak siapa? Udah tau aku kepoan dan banyak tanya, pasti berisik!"

"Bukan itu!"

"Terus apa?"

"Kamu tuh lagi nonton operasi Thana, bukan dangdut kenapa pake goyang-goyang segala sih?"

Thana menyatukan alis, "Hah? Apaan sih? Siapa yang goyang?"

"Maksudnya gak bisa diem, gerak mulu!"

"Ya emang ke---," dia menjeda ucapannya dan tampak berpikir.
"Oh!!!! Pantesan kayak ada yang ganjel di bawah aku!" Ucap dia bangga setelah mengerti maksudnya.

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang