Extra Chapter #6

245 29 15
                                    

Warning!!!

Isinya menye-menye doang beneran WKWK

***

Bintang Abbas Adytama

Gue mengerjapkan mata ketika bunyi alarm yang berisik itu membangunkan tidur gue yang baru aja dimulai sehabis subuh tadi karena gue ada operasi semalaman sebelumnya. Seolah menulikan telinga, gue membiarkan alarm itu sampe mati sendiri dan lebih memilih untuk mencari kehangatan biar bisa tidur lagi. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka karena berat banget, tangan gue meraba-raba ke samping, mencari sosok isteri gue, kehangatan yang gue maksud tadi, tapi sisi gue ini kosong dan membuat gue membuka mata untuk memastikan. Ternyata emang gak ada, kayaknya Thana udah bangun.

Gue menghela napas kecewa, padahal kan mau ngedusel. Karena gak mendapati isteri gue di sini, kantuk gue jadi hilang dan lebih kepengen lihat Thana.

Saat gue mau bangun, gue dikejutkan lagi oleh suara alarm yang entah alarm apa itu. Saat gue lihat ternyata itu alarm dari ponsel gue sendiri, ketika hendak gue matikan, gue melihat alarm itu bertuliskan "Waktunya Thana minum susu". Melihat itu, gue pun segera keluar untuk mencari isteri gue itu, karena dia gak boleh telat buat minum susu.

 Melihat itu, gue pun segera keluar untuk mencari isteri gue itu, karena dia gak boleh telat buat minum susu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Senyum gue langsung mengembang lebar ketika mendapatinya sedang menyeduh susu sendirian di dapur. Dress yang ia pakai sangat mengekspos punggungnya dari belakang, hingga itulah yang akhirnya menarik diri gue untuk mencium tekuk lehernya sebelum memeluknya juga dari belakang.

"Astagfirullah, kirain siapa!" Dia terkejut, untung aja belum nuangin air panas.

"Emang siapa lagi?"

"Iya juga sih."

Kayaknya Thana udah mandi deh, soalnya dia wangi banget bikin gue ngendusin lehernya, mencuri cium di sana dan bahkan....

"Bintang jangan disedot!"

Haha... iya gue bikin tanda kepemilikan di sana.

"Hehe.. maaf.... maaf!!!"

Meski udah ditegur gak lantas membuat gue kapok, tangan gue justru ikut bergerak, diam-diam menyusup masuk ke dress-nya Thana meskipun tangan gue udah dicubit-cubit sama dia yang kini meninggalkan kegiatannya membuat susu karena diganggu oleh gue. Tangan gue gak berhenti masuk sampai bisa menyentuh perut Thana yang mulai menyembul karena di dalamnya ada adik bayi.

"Ih udah buncit," seru gue gemas.

Thana menoleh ke samping yang langsung gue curi lagi kecupan di bibirnya.

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang