Semenjak kejadian diparkiran kantor waktu itu, Aran sedikit membatasi kedekatannya dengan Shani. Ini krn Aran tidak mau mengganggu atau merusak hubungan Shani dengan kekasihnya, padahal Aran sendiri belum tahu apakah itu kekasih Shani atau bukan.
Dan hal tersebut bisa dirasakan oleh Shani.
"Aran, makan siang bareng yuk?." Panggil Shani sedikit berteriak saat keluar dr ruangannya dan melihat Aran yg barusan lewat.
"Em, maaf Bu Shani, saya gak bisa. Ada laporan yg harus saya seleseikan. Permisi" Bohong Aran. Ini hanya akal2annya untuk sedikit menjauh dr Shani, walau sulit untuk dia lakukan krn sebenarnya dia terlanjur memiliki rasa dengan Shani.
"Aneh, kenapa beberapa hari ini Aran seperti sedang menghindari aku ya? Apa ada yg salah ya dr aku?." Gumam Shani setelah Aran pergi.
Di Apartemen Shani.
Anin sedang berada di apart Shani. Ya, tadi Anin memang sudah mengirim pesan kepada Shani bahwa ia akan berkunjung ke apartemennya.
"Shan, kemarin Cio jemput kamu ya di kantor,?" Anin yg baru saja duduk di ruang tamu Shani, lgsg membuka obrolan.
"Iya, kemarin dia jemput aku di kantor. Mau ketemu sama Christy. Ya gimanapun juga dia kan papanya Christy, jd ya gitu lah." Jawab Shani.
"Mohon maaf ni ya sebelumnya, Shan, ini aku cuma mau nanya aja. Kamu gak mau balikan sama Cio gitu? Demi Christy mungkin?. Ya ini gue cuma nanya aja ya, Shan."- Anin.
"Gak dulu deh, Nin. Kalau pun aku nerima dia kembali tp Ibunya enggak, ya hidup ku akan tetap seperti dulu saat bersama dia. Direndahkan, dihina, disalah2kan, sampai2 orang tua ku juga ikut dibawa2 demi biar aku gak sama Cio. Bahkan setelah aku menikah atas restu ayahnya, bukannya hubungan ku dengan Ibu Cio membaik, malah semakin buruk. Hanya karna aku yg tidak sebanding dengan derajat keluarga mereka, segala cara dilakukan Ibu Cio agar aku menjauh dr Cio." Ucap Shani dengan helaan nafasnya.
"Dan yg paling membuat aku sakit hati, ketika Christy baru berusia 2 bulan, ibu Cio memaksa Cio untuk menggugat cerai aku. Tega banget kan?. Dan krn aku sudah capek dengan semua cacian dr ibu nya maka pada saat itu aku lgsg menyetujuinya saja, bahkan ibu Cio membiarkan ku mendapatkan hak asuh Christy hanya krn ia menganggap bahwa Christy hanya akan menjadi beban bagi keluarganya." Tambah Shani dengan mata yg sudah tak sanggup lagi menahan air matanya, mengingat kejadian di 2 tahun lalu yg amat sangat menyakitkan hatinya.
Ya, Shani adalah seorang yg sudah menikah. Lebih tepatnya sudah pernah berumah tangga hanya saja tidak bertahan lama krn ibu mertuanya yg sangat tidak suka dengannya.
Itu semua hanya krn Shani tidak sebanding dengan keluarga Cio, mantan suaminya yg berasal dr pengusaha terkaya di Jakarta.Setelah perceraian itu, Shani resmi menjadi seorang janda dengan anak satu2nya yg sangat ia sayangi bernama Christy, buah hatinya dengan Cio.
Meski begitu, Shani tidak pernah membatasi Cio untuk bertemu dengan Christy. Hanya saja Shani sangat tidak suka ketika bertemu dengan Christy, Cio selalu memanfaatkan momen tersebut, sesekali ia gunakan untuk membujuk Shani agar mau berumah tangga kembali dengannya.Walau sesekali ia sempat kepikiran dengan Christy krn diusianya yg baru menginjak 18 bulan, pasti Christy membutuhkan sosok ayah juga. Akan tetapi ia selalu berusaha menepisnya, ia yakin bahwa ia bisa membesarkan Christy dengan caranya sendiri.
Masih di apart Shani.
"Nin, aku permisi ke kamar bentar ya, kayaknya Christy bangun, takutnya dia mau nyusu. Kayak denger suara dia nangis barusan." Shani meminta ijin meninggalkan Anin sebentar.
"Oh iya Shan gk pp. Aku juga lgsg balik aja, td niatnya kesini mau main sama Christy tp anaknya lagi tidur tenyata. Ya udah aku balik aja ya, Shan. Udah mau malem juga. Bye. Shan" Pamit Anin, cipika cipiki dengan Shani, lalu keluar dr apart Shani.