Hari ini adalah hari lamaran antara Shani dan Aran. Shani sedang sibuk dengan pakaian dan make up nya.
Sedangkan di apartemen Aran.
"Lo kenapa gk telfon gue sih semalam?. Kalo lo gk mau nglawan biar gue yg abisin." Ucap Oniel.
"Udahlah. Udah kejadian juga." Jawab Aran yg sedang sibuk merapikan pakaiannya.
"Trus ini gimana nak, muka mu lebam2 gini lo." Ucap Ibu Aran memperhatikan wajah Aran.
"Disamarin pakek make up aja." Usul Oniel.
"Ya udah kalau gitu kita berangkat sekarang aja, nanti sebelum acara dimulai, minta tolong sama tukang make up nya Shani buat menyamarkan lebam2 kamu itu." Ucap Bapak Aran.
"Jangan Pak. Jangan dirumahnya Shani, nanti Shani nanya2 ini kenapa, ntar dia khawatir." Jawab Aran.
" Ya trus gimana Ran?. Kamu tetep mau kesana dengan keadaan seperti ini." Tanya Bapak Aran.
Mereka memang sudah mengetahui kejadian yg Aran alami semalam. Hanya saja Aran tidak memberi tahu orang tuanya kalau yg memukulinya adalah mantan suami Shani.
Hanya Oniel yg diberitahu Aran.
"Oh gue tau, lo di make up in Indah. Sebentar, gue panggil anaknya dulu." Oniel tiba2 kepikiran Indah.
Akhirnya Aran bersedia dimake up oleh Indah, hanya untuk menyamarkan lebam di wajah Aran.
Dikediaman rumah Shani.
"Ayo turun nak. Kamu gak pp kan?." Ucap Ibu Aran.
"Iya bu, gk pp kok. Cuma agak sakit aja ini tiba2 perutnya. Mungkin efek dr berantem semalam." Jawab Aran.
"Lagian udah tau hari ini ada acara penting, kamu bukannya langsung pulang semalam." Sahut Bapak Aran.
Aran dan orang tuanya turun di ikuti oleh Indah dan Oniel yg berada 1 mobil dengan mereka.
Sedangkan di mobil lain, ada teman2 Aran yg menyusul.
"Ooii, Do. Makasih udah mau datang jauh2 dr Jakarta. Kalian juga To, Aji." Ucap Aran sambil menjabat tangan teman sekaligus rekan kerjanya.
Didalam rumah Shani acarapun dimulai. Aran yg dr awal masuk, pandangannya tak pernah lepas dr Shani. Hari itu Shani terlihat sangat cantik di mata Aran, dengan pakaian yg senada dengannya. Begitu juga Christy, gadis kecil yg sangat lucu dan menggemaskan itu.
Aran duduk diantara kedua orang tuanya, berikut teman2nya dibelakangnya. Dan dihadapannya, Shani juga duduk diantara kedua orang tuanya, dan beberapa saudaranya dr Jogja di belakangnya.
Dr awal acara dibuka tidak ada kendala. Perkenalan dr masing2 keluargapun tidak ada masalah semua berjalan lancar.
Selanjutnya adalah prosesi permintaan ijin dr Aran kepada orang tua Shani, untuk menjadikan Shani sebagai istrinya.
Aran dipersilahkan berdiri dan mulai berbicara menggunakan microphone yg sudah disediakan oleh MC."Saya ada di sini karena ketaatan saya pada apa yang sudah Tuhan perintahkan. Saya di sini bermaksud untuk melamar putri dari om dan tante.
Saya berharap om dan tante sudi untuk menerima lamaran saya karena saya dan putri dari om dan tante sudah mengenal satu sama lain lebih dr 1 tahun ini.
Saya merasa ini adalah saat yang tepat untuk melangsungkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi.
Saya di sini bukan untuk diri saya sendiri. Melainkan untuk putri om dan tante serta Christy, putri kecil dr Shani. Dan apabila tujuan saya ini diterima maka putri dr om dan tante akan jadi istri saya yg sah dimata agama dan negara."