5

1.6K 123 1
                                    

Semenjak kejadian antara Aran dan Shani waktu itu, membuat keduanya canggung saat bertemu. Ada rasa malu dr diri Aran krn merasa lancang sudah berani mengungkapkan kepada Shani tentang perasaannya.
Sedangkan Shani, masih bingung ingin memberi jawaban apa terhadap Aran. Aran belum tahu siapa dirinya sebenarnya, sedangkan Shani sendiri, kalau boleh jujur, dia juga memiliki rasa yg sama seperti Aran.
Perasaan itu muncul setelah kedekatan mereka dikantor, dan keseringan mereka berbalas pesan atau telfon hampir setiap hari.

Menurut Shani, Aran ini sangat pandai menempatkan diri. Dia bisa menjadi seorang seperti seusianya, tapi ketika dengan Shani, dia juga bisa menjadi sosok yg dewasa. Perhatian2 kecil yg diberikannya, cukup membuat Shani perlahan mulai membuka hatinya pada Aran.

Sepertinya Shani akan memberi tahu sttsnya dulu kepada Aran perlahan2. Krn dia takut, kalau Aran tidak bisa menerima sttsnya yg seorang janda, maka dia juga tidak mau berharap lebih pada Aran.

Hari H berangkat ke Surabaya.

"Bu Shani belum dateng, Niel?." Tanya Aran yg baru saja datang dr beli minuman.

"Belum, Ran. Bentar lagi mungkin." Balas Oniel.

Beberapa saat kemudian,
Muncul wanita dr arah depan mereka. Ya itu adalah Shani. Tapi tunggu, siapa anak kecil di gendongannya? Dan siapa wanita paruh baya di belakangnya? Apakah anak kecil itu adiknya atau anaknya, dan wanita paruh baya itu?.
Begitulah kira2 isi otak Aran dan Oniel saat melihat kedatangan Shani bersama anak kecil dan wanita paru baya.

Ya Shani sengaja mengajak mereka, krn anaknya yg masih menyusu, jd Shani akan ikut membawanya, dan ini untuk pertama kalinya Shani membawa anaknya, Christy ikut ke luar kota.

"Permisi, maaf ya agak lama. Ada sedikit kendala tadi di rumah, biasa anak kecil." Ucap Shani yg sudah berada di depan mereka dan akan mengambil posisi duduk.

"i i iya bu, gk pp. Kita belum lama kok." Jawab Oniel sedikit terbata2 krn masih bingung dengan situasi ini.

Berbeda dengan Aran yg dr td memperhatikan Shani sampai duduk di sebelahnya. Aran memandang bergantian Shani dan anak yg sedang digendongnya.

Baru saja Shani duduk tiba2 terdengar panggilan bahwa pesawat yg akan mereka naiki menuju Surabaya akan segera berangkat. Mereka bergegas mengemasi barang mereka.

"Em Bu Shani, boleh saya bantu gendong adiknya, sepertinya ibu akan kesulitan jika harus membawa koper dan menggendong adik kecil ini." Tiba2 Aran berbicara pada Shani.

"Gak pp kok. Koper saya biar dibawa mbak Ani." Jawab Shani.

"Ya udah koper nya biar saya aja bu yang bawa, kasian mbak nya kalau harus bawa 2 koper." Balas Aran.

Mbak?? Shani memanggilnya mbak?? berarti dia bukan orang tua Shani dong? Begitulah kira2 yg ada dipikiran Aran sekarang.

Kini mereka sudah berada di dalam pesawat. Baru saja pesawat take off, tiba2 Christy yg berada digendongan Shani menangis, mungkin Christy sedikit kaget dengan situasi dalam pesawat krn ini penerbangan pertamanya. Shani mencoba menenangkan Christy dibantu dengan mbak Ani, namun Christy tetap tidak berhenti menangis. Shani mencoba memberinya susu tp Christy menolaknya. Sampai beberapa pramugari ikut membantu menenangkannya.
Shani khawatir ini akan mengganggu ketenangan penumpang lain.

"Permisi, boleh saya gendong?." Tiba2 Aran menawarkan diri bermaksud membantu menenangkan Christy.

Shani menatap Aran sebentar, lalu mencoba memberikan Christy pda Aran yg kebetulan duduk disebrang tempat duduknya.
Entah kenapa, Christy membuka tangannya ketika Aran mengulurkan tangannya untuk menggendong. Beberapa saat setelah berada digendongan Aran, Christy pun diam.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang