26

1.1K 125 18
                                    

Malam itu Aran benar2 dibuat tidak bs tidur oleh pikirannya. Entah apa yg akan dilakukan Cio padanya sehingga sidang yg harusnya dilakukan minggu depan justru akan dilakukan besok. Belum lagi Shani, kenapa hubungannya dengan Shani yg baru saja mendapat restu dr papanya, justru tidak disukai oleh mantan suaminya sampai2 ketidaksengajaan yg terjadi dirumah makan waktu itu, berubah menjadi fitnah yg membuat dia harus mendekap di rutan.

Sampai malam itu juga, Aran hanya mampu menutup semua media agar tidak ada pemberitaan tentang dirinya. Bukan dia tidak bisa untuk melawan Cio dengan jalan pintas, hanya saja, Aran pikir akan percuma melawannya jika Cio terus akan melakukan segala cara.

Keesokan paginya.

"Do, kita ke rutan dulu kan?." Tanya Oniel yg sudah berada 1 mobil dengan Aldo.

"Ia, nanti kita berangkat barengan dengan iring2an kendaraan yg membawa Aran." Balas Aldo.

Tak lama setelah sampai dirutan, mereka langsung menuju pengadilan bersama dengan kendaraan yg membawa Aran.

Sesampainya dikantor pengadilan, Aran terlebih dahulu turun dan di amankan oleh pihak yg bersangkutan ditemani Aldo. Sedangkan Oniel masih diparkiran. Ia menunggu Aji.

"Sampai juga lo." Ucap Oniel setelah melihat kedatangan Aji.

"Sorry sorry, macet tadi. Belum mulai kan?." Tanya Aji.

"Udah mau sih. Ya udah ayo buruan masuk." Ajak Oniel.

Saat Oniel dan Aji berjalan menuju ruang persidangan, tiba2 terdengar suara seseorang memanggil Oniel.

"Oniel tunggu!." Teriak orang tersebut.

Yang dipanggil pun reflek menoleh.

"Chika?." Gumam Oniel.

"Ngapain kesini? Kantor gimana?." Tanya Oniel saat Chika sudah ada didekatnya.

"Gue cuma disuruh Indah nganterin ini. Katanya lo belum makan, sekalian ini buat Aran sama Aldo sama Aji juga." Jawab Chika sambil menyerahkan kantong berukuran sedang berisi makanan.

"Lo kesini cuma mau nganterin ini doang?." Tanya Aji.

"Indah nitip sebelum gue berangkat ke kantor tadi. Krn kata Indah gak cuma ada Oniel aja, ya udah aku bawain yg lain juga." Jawab Chika.

"Ya udah, gue langsung ke kantor aja. Lancar ya sidangnya, bebasin bos gue, bentar lagi gue waktunya gajian, jangan sampai diundur gara2 dia ditahan nih." Canda Chika sebelum mengakhiri obrolannya.

"Lucu lo. Ya udah hati2 lo, amanin kantor." Balas Oniel.

"Oke." Jawab Chika singkat dan berlalu meninggalkan mereka.

Sesampainya diruangan sidang, Oniel dan Aji tidak menemukan Aran dan Aldo. Bahkan didalam ruangan tidak ada siapapun. Oniel pun mencoba menghubungi Aldo.

"Hallo, Do. Dimana? Kok ruang sidangnya kosong?." Tanya Oniel.

"Ke ruang mediasi Niel. Cepetan.
Ribet banget." Jawab Aldo.

"Oke, gue kesana sekarang." Balas Oniel.

Setelah telfon tertutup, Oniel mengajak Aji menuju ruang mediasi.

Saat sudah didepan ruang mediasi.

"Kenapa Do? Kenapa tiba2 pindah ke ruang mediasi?." Tanya Aji.

"Cio ini bener2 gak bisa ditebak. Dia minta diadakan mediasi setengah jam lagi." Jawab Aldo sedikit kesal.

"Bags*!! Maunya apa sih sebenarnya." Umpat Oniel kesal.

"Ran, lo pucet. Sakit lo? Mau makan dulu gak? Chika nganterin makan tadi kesini." Ucap Aji yg melihat wajah Aran sedikit pucat.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang