"Chik, belum ada kabar soal project di Lombok?." Tanya Aran.
"Belum, pak." Jawab Chika.
"Kok lama banget, udah hampir seminggu padahal." Ucap Aran.
"Kamu gak mau nanyain kesana, mas?." Tanya Shani.
"Enggak, sayang. Biarin aja. Gak jadi juga gak pp." Ucap Aran.
Mereka bertiga sedang ada dikantor, tepatnya diruangan Aran dan Shani.
"Ya udah, Chik. Kamu bisa istirahat." Ucap Shani.
"Iya, bu." Jawab Chika.
Entah kenapa, sampai hari ini, jika melihat Chika, bayangan perbuatannya dengan Aran, terputar dipikiran Shani.
"Maafin aku. Kamu masih kepikiran yg lalu kan?." Ucap Aran menghampiri Shani di mejanya.
Ia menyadari bahwa Shani tidak nyaman dengan keberadaan Chika barusan.
Shani hanya tersenyum memandang Aran.
"Aku udah bisa beli mobil. Besok ke showroom ya. Besok kan weekend." Ucap Aran.
Shani mengangguk.
"Pak, ini peluang bagus. Perusahaan pak Aran juga butuh project ini agar perusahaan mereka bisa tetap stabil. Jadi, gak ada salahnya jika team saya dan teamnya pak Aran disatukan." Ucap Mira.
Ia sedang berada dikantor pimpinan untuk membujuknya agar teamnya bisa jd satu dengan team Aran.
"Tidak bisa. Apa yg disampaikan pak Aran kemarin sudah jelas. Kita butuh banyak komposisi, jd harus melibatkan semuanya." Ucap Pimpinan.
"Ck. Sial! Susah banget ngasih tau orang tua." Batin Mira.
Tapi dia tidak ke habisan akal.
"Kalau gitu, saya minta, penginapan para ceo dipisah dengan anak2 teamnya. Krn disana pasti akan memakan banyak tenaga dan pikiran, jd saya butuh istirahat lebih nyaman tanpa gangguan dr anak2 team." Ucap Mira.
"Masalah itu harusnya tidak perlu anda pedulikan, bu. Semua sudah diatur pihak penyelenggara. Itu diluar kendali saya. Kalau anda mau seperti itu, silahkan bilang ke pihak penyelenggara." Ucap pimpinan.
"Pokoknya aku gak akan biarin Aran bebas gitu aja." Gumamnya lirih.
Tiba di hari Sabtu.
"Kaaakk! Panggil mas Abi sama mas Bian sekalian yaa!!." Teriak Shani dr bawah.
Shani sudah menyiapkan sarapan buat mereka. Dan seperti weekend2 sebelumnya. Aran tidak akan ikut sarapan krn dia bangun siang.
"Sarapan dulu semua, abis ini langsung di antar pak Pardi." Ucap Shani.
Mereka mulai sarapan, dan Shani juga menyuapi Anya.
Setelah selesai urusan dengan anak2nya, Shani kembali ke kamar.
"Sama mbak Ani dulu ya, sayang. Mama mau mandi." Ucap Shani.
Ia menitipkan Anya pd mbak Ani.
"Masih tidur. Aku mandi dulu aja." Ucap Shani saat sudah sampai kamar.
Saat Shani tengah mandi, Aran terbangun krn mendengar suara ponsel berdering.
"Hooaammm.. Siapa sih nelfon pagi2." Ucap Aran. Ia meraih ponselnya di atas meja nakas.
"Eh, bukan hp gue." Gumam Aran saat melihat ponselnya.
Ia mengucek matanya sebentar dan meraih 1 ponsel lagi. Ponselnya Shani.
"Kok nomer aja." Gumam Aran krn yg menelfon tidak ada namanya.
Baru saja Aran mau mengangkatnya, panggilan tersebut terputus.