49

1K 98 34
                                    

"Ini jedai siapa?." Tanya Shani sambil menunjukkannya pada Aran.

"Oh, mungkin itu punya Chika. Semalem kan dia pulangnya nebeng aku krn udah malem banget dr kantor. Atau gini aja, aku cek dulu ya barang2 apa lagi yg ada disini selain punya kita, biar kamu nyaman." Balas Aran.

Aran mulai mengecek sekitar tempat duduk Shani.

"Gak usah, mas. Aku gak pp kok." Ucap Shani.

"Gak pp, sayang. Aku gak mau aja kamu jadi gak nyaman, risih, atau mikir yg enggak2." Jawab Aran sambil terus mengecek area dekat Shani.

"Mas.. Mas Aran. Udah ya, udah. Aku gak pp. Aku percaya sama kamu." Ucap Shani.

Ia menghentikan aktifitas Aran dengan meraih tangannya, setelah itu menangkupo kedua pipinya agar wajah mereka berhadapan.

"Tapi nanti ka..." Ucap Aran terpotong.

Shani tiba2 mencium bibirnya.

"Udah. Aku gak pp. Kita ke dokter sekarang. Nanti keburu dokternya gak ada." Ucap Shani.

"Hhmm, makasih sayang." Kini Aran yg mencium bibir Shani sekejap.

Setelah itu ia menjalankan mobilnya dengan 1 tangannya. Satu tangannya lagi menggenggam erat tangan Shani. Sesekali ia mencium punggung tangan Shani.

............................

"Gemes banget siihh." Ucap Aran saat melihat bayinya lewat usg.

"Cewek apa cowok, dok?." Tanya Aran.

"Ngumpet, pak dr kemarin2. Kayaknya malu deh." Ucap dokter tersebut.

"Gak pp, dok. Biar jd kejutan aja nanti pas lahiran." Balas Shani.

"Vitaminnya masih kan, bu?." Tanya Dokter.

"Masih, dok." Jawab Shani.

"Yang penting istirahat yg cukup dan jangan banyak pikiran ya, bu." Ucap Dokter tersebut.

Setelah selesei dengan semua rangkaian pemeriksaan, Aran dan Shani keluar dr ruangan dokter tersebut.

"Mas.. Aku ikut ke kantor ya?." Tanya Shani.

"Tumben mau ikut? Gak mau istirahat dirumah aja, makin gede lo ini perut kamu." Ucap Aran.

"Aku bosen, mas dirumah. Cafe juga lancar2 aja. Aku ikut ya? Janji gak gangguin kamu deh." Ucap Shani.

"Jangan gemesin gitu dong. Jadi pengen aku gigit." Ucap Aran sambil mencium pipi Shani.

"Iihh.. Main cium2 aja. Dilihatin orang itu." Ucap Shani.

"Biarin. Ya udah ayok kalau gitu." Ajak Aran.

Mereka beralih menuju kantor Aran.

..........

"Jangan turun dulu." Cegah Aran pada Shani.

Ia turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Shani.

Shani memegang tangan Aran.

"Kangen banget sama suasana kantor." Gumam Shani yg masih bisa didengar oleh Aran.

Aran yg mendengarnya pun jdi sedikit merasa bersalah krn sudah melarang Shani untuk kerja dikantor.

Aran menghela nafasnya.

"Maaf.." Ucap Aran sedikit menunduk.

Mereka sedang berjalan menuju ruangan Aran.

Shani yg menyadari tingkah Aran, seketika menghentikan langkahnya.

"Mas.. Kok gitu ekspresinya? Aku gak pp kok. Aku cuma kangen aja, kamu jangan gitu." Ucap Shani.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang