Pagi hari di rumah Aran di Bandung.
"Mmaaa mamaa.." Panggil Anya.
"Eeghhmm.." Aran terbangun lebih dulu. Namun ia belum membuka matanya.
"Apasih, nak. Masih pagi lo, tidur lagi aja." Ucap Aran.
"Iinggiinnn yyaahh.." Ucap Anya.
"Kok dingin? Kan ini udah dipeluk sama Ayah, nih. Ayah kencengin lagi deh meluknya." Ucap Aran dan ia mengencangkan pelukannya.
Sesekali ia menciuminya dr belakang.
"Eemmhh.." Shani terbangun dan sedikit menggeliatkan tubuhnya.
Ia merasakan geli dibagian lehernya. Perlahan ia membalikkan badannya agar bisa melihat Anya.
"Anya udah ba... Mas Aran!! Iihh Ihh.. Ngapain nyium2." Teriak Shani sambil mendorong tubuh Aran.
Shani sangat terkejut saat membuka matanya dan melihat Aran tengah memeluknya.
Shani segera merubah posisinya menjadi duduk. Aran juga segera bangun karna terkejut dengan teriakan Shani.
"Apasiihhh? Teriak2, mukul2. Sakit tau gak!." Ucap Aran.
"Kamu yg kenapa? Kamu mau mesum ya sama aku?! Tadi kamu nyium2 leher aku, mas Aran!! Sengaja nyuri2 kesempatan ya kamu!." Ucap Shani.
"Enak aja! Siapa yg nyium kamu? Orang aku nyium Anya." Aran mengelak.
"Anya?? Anya mana, mas?!." Tanya Shani bingung saat melihat di antara mereka, tidak ada Anya.
Aran yg melihat ke arah kasur, sangat terkejut saat melihat tidak ada Anya disana.
"Lah! Anya kemana? Kok gak ada? Trus yg aku peluk2 sama cium2 tadi.... Sh Shan Shani!! Bego banget lu, Ran." Gumam Aran dalam hati.
"Mas!! Malah bengong! Anya mana?!." Ucap Shani menyadarkan lamunan Aran.
Shani segera turun dr kasur dan mencari keberadaan Anya.
"Astaagaaa... Sayang, kok kamu di kasur bawah, nak." Shani kaget melihat Anya ada di kasur bawah, dan segera menggendongnya.
"Kok kamu bisa disitu, nak." Shani menciumi Anya.
"Mas! Kamu sengaja ya, pindahin Anya ke bawah? Biar bisa deket2 sama aku." Shani menatap Aran.
"Hah? Mana mungkin aku yg mindahin, orang semalam aku tidur. Lagian siapa juga yg mau deket2 sama kamu. Pengen banget ya dideketin." Bantah Aran.
"Ya buktinya kamu tadi meluk2 aku. Nyium2 leher aku juga! Kalau bukan kamu yg mindahin terus siapa? Ha?? Ada anaknya juga, masih sempet2nya mau mesum." Gerutu Shani.
"Heh.. Aku gak mes.."
"Apa?!!!." Shani memotong ucapan Aran.
"Terserah kamu lah! Aku mau mandi aja. Pusing debat mulu sama kamu." Ucap Aran dan melangkah menuju kamar mandi.
"Kalau bukan Aran yg mindahin, trus siapa? Masak iya Anya turun sendiri." Gumam Shani.
Sambil menunggu Aran selesei mandi, Shani memandikan Anya di kamar mandi bawah.
"Wanginya anak mamaa.. Bajuan dulu, nak." Ucap Shani setelah selesai memandikan Anya.
Saat ia kembali ke kamar, dilihatnya Aran baru saja keluar dr kamar mandi. Aran hanya menggunakan handuk yg dililitnya sebatas pinggang. Ia mengambil pakaiannya dilemari dan kembali ke kamar mandi.
"Perasaan semalam yg aku pindahin guling Anya yg kecil? Tapi kok jadi Anya yg dikasur bawah? Apa aku salah angkat ya? Kalau iya, pantesan semalam kayak agak berat gulingnya." Gumam Aran saat sudah didalam kamar mandi lagi.