22

1K 129 3
                                    

Dikantor polisi.

"Chik. Aran mana?." Ucap Oniel yg baru saja datang dan menemui Chika diruang tunggu.

"Aran didalam Niel, gue gak diijinin masuk. Nih, hp Aran, dia nitip ke elo." Jawab Chika sambil menyerahkan hp Aran.

"Gimana ceritanya sih Chik?." Tanya Oniel lagi, kali ini dia mencoba untuk tenang dan duduk disebelah Chika.

"Gue gak tau Niel, gue cuma ijin ke toilet bentar, pas balik, Aran udah babak belur, gue sempet denger ada yg bilang penculik, tapi gue gak tau pasti orang yg bilang siapa, krn gue fokus ke Aran." Jelas Chika.

"Ya udah, lo tunggu sini bentar, gue mau coba masuk dulu." Jawab Oniel.

Disisi lain.

"Gimana? Udah lo urus?." Tanya Cio.

"Udah bos. Orangnya udah ditahan. Tuntutannya juga udah kita kirim ke pengadilan. Semua udah kita beresin." Jawab anak buah Cio.

"Bagus. Kalian pantau terus, kalau ada yg coba2 buat bebasin dia, buruan hubungi gue." Balas Cio.

"Siap bos." Jawab anak buah Cio.

Kembali ke kantor polisi.

"Siaalll!!!! Bangs**!!!." Umpat Oniel setelah keluar dr salah satu ruangan di kantor polisi.

"Kenapa Niel?." Tanya Chika.

"Aran ditahan atas kasus percobaan penculikan, atas laporan yg dibuat mantan suaminya Shani. Lo tau, orang yg lo maksud bilang penculik2 di tempat kalian makan tadi, itu Cio mantan suaminya Shani." Jelas Oniel dengan matanya yg merah menahan amarahnya.

"Hah? Kok bisa? Mana mungkin Aran mau nyulik anak pacarnya? Trus sekarang Aran gimana?." Tanya Chika kaget dengan penjelasan Oniel.

"Gue gak tau, tadi gue cuma dikasih tau mulai besok kalau mau ketemu Aran harus ikut prosedur jam besuk. Nanti coba gue hubungi Aldo, siapa tahu dia bisa bantu." Ucap Oniel.

"Oh iya, lo jangan kasih tau siapa2 dulu ya, termasuk anak2 dikantor. Kalau Indah, biar gue nanti yg ngasih tau." Lanjut Oniel.

Karena sudah sore, merekapun balik dr kantor polisi. Chika merasa tidak tenang dengan situasi ini, bagaimanapun juga Aran adalah atasannya, bagaimana bisa ia percaya bahwa Aran seorang penculik, sedangkan ia tau Aran orang yg baik.

Sedangkan Oniel, sepanjang perjalanan pulang, ia terus menerus mengumpat, ia benar2 tidak terima Aran diperlakukan seperti ini. Namun ia juga tak mau gegabah, ia tak akan mencari Cio untuk minta pertanggungjawaban sekarang, ia mencoba untuk menahannya dulu.

Esok harinya.

"Krn hari ini Cio ke Lampung, kayaknya gue mau ketemu Aran aja. Kangen banget sama Aran. Sekalian mau minta maaf krn udah jarang banget bales dan angkat telfon dia." Gumam Shani.

Dirumah Aran.

"Selamat pagi pak Pardi. Arannya ada kan pak?." Sapa Shani pd satpam Aran.

Ya, Shani sedang berada dirumah Aran, ia berniat untuk berangkat kerja bareng Aran.

"Eh, Bu Shani. Oh mohon maaf Bu, pak Arannya belum pulang bu dr kemarin pagi." Jawab pak Pardi.

"Ha? Belum pulang pak? Emang Aran kemana?." Tanya Shani kaget.

"Kerja bu, pak Aran kerja. Kemarin pagi berangkat kayak biasanya, cuma sampai hari ini pak Arannya belum pulang." Jelas pak Pardi.

"Oh gitu ya pak. Ya udah pak kalau gitu saya langsung ke kantor aja. Nanti kalau Arannya pulang, kasih tau kalau saya kesini ya pak." Pesan Shani pd pak Pardi.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang