"Apa cuma aku yg tiap hari kangen sama wajah cantik kamu? Kangen senyuman manis kamu? Kangen liat ekspresi anak2 kalo lagi pada berantem berebut mainin ps aku. Bahkan sampai hari ini, aku belum bisa melihat Anya yg katanya mata sama hidungnya mirip Aku." Ucap Aran.
"Mas Aran apa sih? Aku cuma bercanda doang. Kenapa langsung gitu sih?." Ucap Shani.
Aran beranjak dr kasurnya.
"Mau kemana?." Tanya Shani.
"Mau ke kamar mandi, pengen pipis. Aku nahan hampir sejam td." Ucap Aran.
"Ih, kenapa ditahan? Bikin penyakit aja." Ucap Shani.
"Takut si Anya minggir2, nanti jatuh." Jawab Aran.
Sudah 1 bulan ini kehidupan rumah tangga Aran dan Shani berangsur membaik. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama dirumah. Shani juga lebih banyak dirumah. Ia ke kantor hanya jika ada berkas2 penting yg harus ditanda tangani.
"Mas." Panggil Shani.
"Apa?." Tanya Aran lembut.
"Anya nyusunya kenceng banget." Ucap Shani. Ia sedang berada diruang tengah menyusui Anya, ditemani Aran.
"Apa aku bantu pakai sufor ya? Takut dia gak kenyang." Lanjutnya.
"Boleh. Tapi kan kalau pakai sufor harus milih juga. Nanti takutnya gak cocok kayak si kembar pas kecilnya dulu." Jawab Aran.
"Iya." Jawab Shani.
"Kenapa?." Tanya Shani melihat Aran memijat kepalanya.
"Gak tau. Tiba2 pusing." Jawab Aran.
"Bentar ya.. Anya masih nyusu, abis ini aku pijitin." Ucap Shani.
"Gak usah, gak pp. Aku bisa sendiri kok." Jawab Aran.
"Kenapa beberapa hari ini sering pusing ya?." Gumam Aran dalam hati.
Setelah selesei menyusui Anya dan Anya sudah tertidur, Shani membawanya ke kamar.
"Mau di kamar aja gak? Sekalian kamu istirahat." Ajak Shani.
"Boleh." Jawab Aran.
Mereka berjalan menuju kamar. Shani menggendong Anya, sesekali memperhatikan langkah Aran, agar tidak terjatuh.
Sesampainya dikamar, Shani meletakkan Anya di box bayi, dan menghampiri Aran yg tengah duduk di tepi kasur, dengan bersandar pada sandaran kasur.
Shani duduk ditepi kasur menghadap Aran dan mulai memijat kepala Aran.
"Sebelah mana yg sakit? Sini?." Tanya Shani.
"Hhmm." Jawab Aran.
Shani tersenyum saat Aran bangkit dr sandaran kasur, dan kedua tangannya memeluk pinggang Shani. Sehingga posisi mereka sangat dekat sekarang.
"Udah?." Tanya Shani.
Aran menggeleng.
Shani memijatnya lagi.
"Gak asik banget ya? Pengen cium tp gak tau bibir kamu dimana?." Ucap Aran tiba2.
"Diihh.. Sempet2nya mau modus." Ucap Shani sambil menoel bibir Aran.
Aran terkekeh.
"Abis kamu gak pernah nyium aku kalo bukan aku yang nyium duluan." Jawab Aran.
Shani hanya tertawa kecil.
"Udah ah. Aku mau tidur aja." Lanjutnya.
7 Bulan kemudian.
"Udah kelihatan ini, pak. Tapi masih blur. Gak terlalu jelas, kayak mata minus." Ucap Aran.