66

811 95 44
                                    

Pllaaakkk

"Sayang, kok kamu nampar aku?." Ucap Aran terkejut.

"Mira? Lo ngapain disini?." Aran semakin dibuat terkejut saat ada Mira disana.

"Jahat kamu, mas." Ucap Shani. Ia mulai menangis.

"Jahat kenapa? Aku kenapa?." Tanya Aran. Ia benar2 bingung dengan adanya Mira disana, dan Shani yg tiba2 menangis.

"Ran, maaf kalau aku ngasih tahu Shani lebih dulu. Aku kesini cuma mau minta pertanggung jawaban dr kamu." Ucap Mira.

"Pertanggung jawaban apa?! Lo gak usah aneh2 ya, Mir." Ucap Aran.

Shani semakin tidak bisa menahan tangisnya saat Mira menunjukkan hasil tespek nya pd Aran.

"Hah??!!! Apaan sih, Mir?! Lo hamil?! Trus kalo lo hamil ngapain lo kesini?." Ucap Aran.

"Ya aku mau kamu tanggung jawab, Ran. Anak yg aku kandung ini darah daging kamu." Ucap Mira.

"Gak!!! Enak aja. Gak usah ngarang lo!!." Ucap Aran.

"Sayang, ini gak bener. Dia pasti jebak aku, kamu jangan percaya ya." Aran mencoba menenangkan Shani yg makin terisak.

"Aku gak ngarang, Ran. Aku punya bukti." Ucap Mira.

Ia menunjukkan sebuah photo, dimana di photo tersebut, Aran dan Mira sedang tidur bersama disebuah kamar, dengan selimut yg menutupi mereka sampai batas pinggang.

"Gak!!! Gak mungkin!! Lo pasti lagi jebak gue kan?! Gue gak pernah se kamar sama lo di Lombok!!." Bantah Aran.

Flashback On.

"Nanti, pas orang2 pd party, lo ikut gue ke kamarnya Aran. Tapi, lo yakin Aran gak ikut party?." Tanya Mira.

"Yakin. Tadi sebelum balik hotel saya udah ngobrol2 sama salah satu anggota teamnya." Ucap salah seorang team Mira.

"Oke, lo bisa ikut party, ini biar gue kerjain sama orang hotel. Kalau lo gak ikut party, ntar anak2 teamnya pada curiga." Ucap Mira.

Malamnya, Mira meminta pd salah satu petugas hotel untuk memberinya kunci cadangan kamar Aran.

Sebenarnya petugas tersebut tidak mau memberikannya krn ini privasi, namun Mira memberikan sejumlah uang kepada petugas tersebut, dan akan menjadikannya sebagai karyawan di perusahaannya dengan gaji yg lebih besar. Akhirnya petugas tersebut nurut.

"Mas, kamu ikut masuk ya, Photoin saya." Ucap Mira.

Entah kebetulan atau apa, ternyata Aran yg berada didalam kamar sedang dalam keadaan tidur.

"Bagus kalau Aran lagi tidur, gue gak perlu susah payah bikin dia terlelap." Gumamnya.

Tak ingin membuang2 waktu, takut Oniel segera kembali, Mira membuka jaketnya dan hanya menyisakan bra dengan warna yg menyamai warna kulitnya.

Perlahan ia naik ke atas kasur Aran. Ia menyingkap selimut Aran sampai ke pinggangnya.

"Kamu masih suka tidur gak pakai baju ternyata." Gumam Mira.

Mira memulai aksinya. Berpura pura seolah ia sedang tidur bersama Aran. Bahkan ia mencium pipi Aran sekilas.

Aran yg memang dalam kondisi sangat lelah itupun, terlihat sangat lelap dalam tidurnya. Ia sama sekali tidak terusik.

"Udah, bu." Ucap petugas hotel tersebut.

"Harusnya aku bisa nyicipin kamu, Ran. Kamu semakin sexy sekarang, kaya lagi." Gumam Mira.

Ia segera turun dr kasur Aran, memakai jaketnya dan keluar.

"Oke, selangkah lagi. Karna kamu gak bisa dideketin dengan cara baik2, aku terpaksa pakai cara ini." Ucap Mira setelah berada diluar kamar Aran.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang