"Do, gue nitip Abi sama Bian. Gue mau nyari makan. Kalau mereka tanya Aran kenapa, lo jelasin sebisa lo aja, pelan2." Ucap Oniel.
Ia baru saja datang bersama Abi dan Bian.
"Mas Abi sama Mas Bian, sama om Aldo dulu ya? Om Oniel mau beli makan dulu sebentar." Ucap Oniel.
"Iya, Om." Ucap mereka kompak.
Aldo terlebih dahulu membereskan barang bawaan si kembar. Setelahnya mereka ngobrol ditemani Aran juga.
Aran sendiri yg menjelaskan kepada Abi dan Bian tentang keadaannya.
"Ayah cepat sembuh ya, biar bisa lihat mas Abi sama mas Bian main bola. Mas Bian mau disini aja nemenin ayah sampai sembuh." Ucap Bian setelah mendengar penjelasan Aran.
"Iya.. Boleh. Tapi tetep harus sekolah ya." Ucap Aran.
Sekuat tenaga Aran menahan air matanya agar tidak keluar. Ia sangat terharu dengan anak2nya yg sangat menyayangi dirinya. Bahkan sekecil itu sudah punya niat yg tulus buat jagain dia.
Keesokan Harinya..
"Mamaaa... Mana dedeknya." Teriak Christy saat baru saja datang menemui Shani.
"Eehh kakak.. Itu dedeknya lagi sama Oma." Ucap Shani sambil menunjuk ke arah mamanya.
"Kak, mas Abi sama mas Bian mana?." Tanya Shani.
"Mereka sama ayahnya. Kemarin mereka bilang kangen sama ayahnya, ya udah saya bilang ke pak Pardi buat ngantar mereka. Sekalian aja biar mereka tinggal sama ayahnya yg brengsek itu." Bukan Christy. Papa Shani yg menjawabnya.
"Paa! Kok dibiarin tinggal sama Aran? Kok papa gak ijin aku dulu? Mereka anak2 aku juga, pa. Papa apa2an sih!!." Shani sedikit marah ketika mendengar jawaban papanya.
"Udahlah biarin aja, Shan. Bikin repot kamu aja nanti kalau mereka disini. Kamu harus ngurus Christy sama dedek itu." Ucap papa.
"Tapi kan...." Shani tidak jd melanjutkan kalimatnya. Rasanya ia sudah tidak punya tenaga lagi untuk melawan papanya.
Kini Shani diselimuti oleh rasa penasarannya terhadap Aran. Sudah hampir sepekan Aran tidak menghubungi atau menemuinya. Shani juga menjadi semakin khawatir, mengingat terakhir kali ia melihat Aran adalah saat papanya menghajar Aran di halaman rumahnya. Dan kemarin sebelum Shani melahirkan, Aldo bilang kalau Aran sedang sakit.
"Bahkan aku belum mau ngasih nama buat anak kita, mas. Kenapa kamu tega sama aku, mas" Gumam Shani dalam hati.
Ia segera mengusap air matanya yg sedikit lolos.
"Permisi.." Ucap Seseorang membuka pintu kamar inap Shani
"Eh, nak Feni. Masuk nak." Ucap mama Shani.
Ternyata Feni yang datang.
"Iya, tante. Haaiii...Kangen banget, sehat kan semuanya?." Setelah menyapa mamanya Shani, Feni menghampiri Shani dan memeluknya.
"Baik dan sehat semua." Jawab Shani.
"Udah lo baring aja gak pp." Ucap Feni saat melihat Shani akan duduk.
"Aran gak disini, Shan.?" Tanya Feni sedikit berbisik. Ia tidak melihat keberadaan Aran disini.
Shani menggeleng pelan.
"Lo lagi kenapa sih sama Aran? Udah hampir seminggu dia gak ke kantor." Ucap Feni.
"Dia gak ke kantor?." Tanya Shani.
Feni hanya mengangguk.
Shani semakin khawatir sekarang, Aran tidak ke kantor dan juga tidak menemuinya.