"Shan, lo gak pulang, udah jam 10 tuh." Tanya Oniel pd Shani, yg masih berada di rumah sakit.
"Iya. kamu pulang aja ya, biar di anter Oniel. Udah malem ini." Ucap Aran.
"Aku nginep sini aja ya, besok kan weekend. Bisa jagain kamu." Balas Shani.
"Jangan, Christy dirumah gak ada yg jagain. Lagian disini cuma ada sofa, kamu mau tidur dimana?." Sahut Aran.
"Udah gak pp. Aku bisa tidur dimana aja." Jawab Shani.
Oniel menatap Aran.
"Ya udah, lo disini jagain Aran, tapi kalau ada apa2 langsung hubungin gue ya. Gue balik dulu sekalian nganter Chika." Ucap Oniel.
"Iya, makasih Niel. Lo hati2." Jawab Aran.
"Permisi Bu Shani. Pak Aran, lekas sembuh." Pamit Chika pd Shani dan Aran.
Oniel dan Chika pergi meninggalkan rumah sakit.
"Eh eh, mau kemana?." Tanya Shani saat melihat Aran mencoba untuk turun dr bangsalnya.
"Mau pindah ke sofa, kamu tidur sini aja." Jawab Aran.
"Kamu mau tidur sekarang?." Tanya Shani.
"Gak tau, belum ngantuk." Jawab Aran.
"Ya udah, kamu diem aja disini gak usah kemana2." Ucap Shani.
Aran kembali duduk bersandar pada bagian belakang bangsal.
"Kamu duduk sini." Aran menepuk2 sisi bangsalnya, meminta Shani agar duduk disana.
Shani yg tadinya duduk dikursi, kini pindah.
"Kenapa? Mau diambilin apa? Atau mau aku kupasin buah?." Tanya Shani saat sudah duduk di tepi bangsal menghadap Aran.
Aran menggelengkan kepalanya. Ia meraih tangan kanan Shani, dan mencium punggung tangannya berkali2.
"Kenapa sih? Hmmm?." Tanya Shani sambil tersenyum.
"Kangen banget sama kamu. Aku pikir kamu bener2 udah balik sama Cio. Tapi kalau itu beneran terjadi, aku harus gimana? Kamu marah sehari aja aku gak tenang." Ucap Aran sambil mencium punggung tangan Shani lagi.
"Ini aku harus apa biar kamu percaya sama aku, aku udah nyaman sama kamu, udah jatuh sama kamu, udah mau jadi istri kamu lo. Hmmm." Jawab Shani sambil menoel hidung Aran.
Aran tersenyum. Detik selanjutnya ia merentangkan tangannya bermaksud ingin memeluk Shani.
Shani yg tau apa maksud Aran tersebut, langsung memeluknya dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Aran.
Aran mengecup pucuk kepala Shani.
"Berjuang sama2 lagi ya?." Ucap Shani.
"Iya." Jawab Aran.
Malam itu Aran tidur dibangsal bersama Shani. Walau agak sempit tapi mereka masih bisa tidur dengan nyaman.
Pagi harinya.
Shani bangun terlebih dahulu. Ia mengganti posisinya menjadi duduk dan meletakkan punggung tangannya dikening Aran.
"Udah gak panas." Gumam Shani.
Shani mencoba untuk bangkit dr bangsal Aran.
Merasa ada pergerakan, Aran pun terbangun.
Shani yg melihat Aran terbangun, mengurungkan niatnya untuk bangkit.
"Kalau masih ngantuk, tidur lagi aja." Ucap Shani sambil mengusap kepala Aran.
Bukannya menjawab, tiba2 Aran menarik pinggang Shani sampai terjatuh diatasnya.