Sudah beberapa bulan sejak Aran dan Shani resmi menjadi sepasang kekasih. Semua berjalan lancar. Hari2 Shani di kantor dan perkuliahan Aran yg sudah tinggal menunggu hari wisuda.
Shani dan Aran terlihat semakin dekat. Ya walaupun beberapa kali sempat ada selisih paham diantara keduanya, namun itu tak membuat hubungan mereka renggang.
Aran juga sudah semakin dekat dengan anak Shani, Christy.
Seperti hari ini, ketika selesei dr kampus, Aran menuju Apartemen Shani untuk menemani Christy menunggu Shani pulang.
"Lucu banget sih bayi 2 tahun." Aran sedang memangku Christy menghadapnya, sedangkan yg dipangku hanya tersenyum sambil memainkan kancing kemeja Aran.
Ya Christy sudah berusia 2 tahun, mulai bisa sedikit2 berbicara. Entah memanggil mamanya, bahkan dia sudah bisa menyebut Aran dengan memanggilnya Om.
"Mbak Ani, udah hampir mahgrib tumben Shani belum pulang?." Tanya Aran pd mbak Ani yg baru saja menghampirinya bermaksud memberikan minum.
"Gak tau mas, baru ini Bu Shani pulang telat. Biasanya kalau telat pun gak sampai malam. Jawab Mbak Ani.
Aran bangkit dr duduknya, menggendong Christy dengan menyandarkan kepalanya dipundaknya. Christy terlihat seperti mengantuk, jd Aran mencoba membuatnya tertidur dengan mengusap pelan2 punggungnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 malam. Shani baru saja sampai di Apartemennya.
Baru saja masuk ke apartemennya, Shani melihat pemandangan yg sangat tenang. Aran sedang duduk bersandar di sofa dekat tv, dengan Christy yg tertidur di dada bidangnya. Bahkan Aran juga ikut tertidur."Nyenyak banget boboknya." Ucap Shani, mencium pucuk kepala Christy, lalu mengusap rambut Aran.
"Mbak Ani, ini mereka udah lama tidurnya?." Tanya Shani pd Mbak Ani yg sedg membereskan mainan Christy.
"Kalau Christy udah Setengah jam yg lalu bu, kalau mas Aran barusan." Jawab Mbak Ani lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
Shani kembali mendekati Aran, membangunkannya pelan, agar membawa Christy ke kamarnya saja.
"Aran, bangun Ran, pindah ke kamar aja, kasian nanti kamu kalau posisi tidurnya gini." Shani mengusap2 pelan pipi Aran.
"Eerrgghh, kamu udah pulang?." Aran yg tidurnya terusik, menatap Shani dengan matanya yg terbuka tp belum sepenuhnya.
"Iya, pindahin Christy ke kamar ya?"- Shani
Aran hanya mengangguk. Ia bangkit dr duduknya pelan2 agar Christy tidak bangun dan berjalan membawanya ke kamar.
Saat Aran membaringkan Christy di kasur, tiba2 Christy menangis. Aran yg kaget pun langsung mengangkat dan menggendong Christy lagi.
"cup cup cup cup, sayang kenapa kaget ya? maap ya om bikin kamu kaget." Aran berusaha membujuk Christy sambil mengusap2 punggungnya.
"Aaaa cucu, mama cucu huuaaaa". Bukannya mereda, tangis Christy malah semakin pecah.
"Kayaknya dia mau nenen deh, Ran. Sini biar aku susuin dulu." Ucap Shani sambil mengambil Christy dr gendongan Aran.
Shani mengambil posisi duduk di tepi kasur, memangku Christy, dan mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
Aran yg drtd memperhatikan pergerakan Shani, seketika mengalihkan pandangannya ke arah lain, sambil meneguk ludahnya sendiri.
"Eemm, aku pulang aja ya.?Kamu kan udah pulang, Christy juga udah mau tidur lagi kayaknya." Aran memberanikan diri menatap ke arah Shani untuk pamit pulang.
Mata aran tidak sengaja melihat payud*ara Shani yg sedang dihisap oleh Christy. Lagi2 Aran kembali meneguk ludahnya kali ini dengan sedikit sudah payah.
"Gede juga, putih lagi." Batin Aran.
"Apasiihh Ran, otaknya ya." Gumam Aran pelan sambil memukul kepalanya sendiri, sekali.
Shani yg melihatnya pun heran.
"Eh, kenapa kepalanya dipukul gitu?" Tanya Shani.
"Eh, anu itu... Apa, em gak pp kok. Ya udah, aku langsung pulang aja. Christy udah tidur lagi tu kayaknya." Jawab Aran gelagapan.
muach muach muach
Aran mencium kening dan kedua pipi Christy.
"Mamanya gak di cium nih." Ucap Shani menatap Aran dengan senyumnya.
Aran yg sebenarnya sudah buru2 krn tidak tahan dengan pikiran kotornya, akhirnya mencium Shani juga.
Aran menutup mata Christy dengan telapak tangannya, sedikit membungkukkan badannya lagi. Dan mencium Shani tepat di bibirnya.
Aran sedikit melumatnya sebentar dan sempat dibalas juga oleh Shani.
"Jangan lihat ya nak." Ucap Aran sedikit terkekeh setelah melepaskan lumatan mereka.
Shani ikut tertawa mendengarnya.
Detik berikutnya Aran benar2 meninggalkan Apartemen Shani.
Beberapa hari ini Aran disibukkan dengan persiapannya untuk wisuda. Tapi ia tak pernah lupa untuk mampir ke apartemen Shani, menemani Christy sampai Shani pulang.
Krn sebenarnya Aran juga menyukai anak kecil.
Namun sudah beberapa hari ini juga, Shani sering pulang terlambat. Biasanya jam 4 sudah sampai apart atau selambat2nya jam 5, kali ini ia baru sampai di apart bisa jam setengah tujuh atau lebih.
Aran belum mengetahui penyebab pastinya. Aran pikir mungkin Shani sedang banyak kerjaan dikantornya, Aran mencoba berpikir sepositif mungkin.
Seperti hari ini, Shani baru nyampek apartnya sekitar jam 19.15. Bahkan Aran sudah menidurkan Christy di kasur Shani dr jam setengah 7.
"Kok makin malam pulangnya Shan?." Tanya Aran begitu Shani masuk ke dalam kamarnya.
"Banyak kerjaan, Ran." Jawab Shani datar.
"Mau aku buatin teh anget gak? Kayaknya kamu capek banget banget?." Tawar Aran.
"Gak usah Ran. Aku lagi capek banget pengen langsung tidur, mending kamu cepet pulang aja." Balas Shani sedikit ketus tanpa menoleh ke arah Aran.
Aran dengan kesabarannya, menatap Shani dengan memberikan sedikit senyumannya agar tidak emosi, lalu menuruti perkataan Shani.
"Ya udah, aku pulang dulu. Kalau ada apa2 kabarin, kalau ada sesuatu yg mau diceritain bilang ya." Ucap Aran, lalu melangkah keluar dr kamar Shani dan menurup pintunya pelan.
"Apa yg membuat Shani akhir2 sering pulang terlambat ya? Sesibuk itukah kerjaannya?." Gumam Aran saat sudah berada diparkiran.