36

1.2K 130 18
                                    

3 bulan kemudian.

Usia kandungan Shani sudah menginjak 6 bulan. Selama itu juga Aran benar2 harus extra sabar krn hampir setiap weekend Cio selalu menemui Shani dan Christy. Bahkan Shani sudah membagikan alamat rumahnya pd Cio.

"Shan, jujur. Aku sekarang malu banget setiap ketemu sama kamu sama Christy. Malu krn pernah mau nyelakain suami kamu, malu krn pernah memaksa kamu buat balik sama aku. Tapi kamu juga harus tau, aku ngelakuin itu semua krn aku pengen bener2 memperbaiki hubungan kita." Ucap Cio.

Mereka sedang makan siang bersama didekat kantor Aran. Pastinya ada pak Hari yg menemani Shani.

Pak Hari ini orang kepercayaan Aran di kantor.

"Shan, kalau masih ada kesempatan kasih tau aku ya. Aku bener2 nyesel udah jahatin kamu, tapi aku juga bener2 masih sayang sama kamu, apa lagi sama Christy." Cio menggenggam tangan Shani yg berada di atas meja.

Semua itu tak lepas dr penglihatan pak Hari.

"Cio, maaf. Ada pak Hari." Shani menarik tangannya.

Jujur, selama Shani hamil, Cio benar2 berubah. Dia memperlakukan Shani sangat baik seperti saat dia hamil Christy dulu. Bahkan Shani tidak menemukan gerak geriknya yg mencurigakan. Cio membuatnya nyaman selama bertemu diluar.

"Enggak.. Gak mungkin Shani. Kamu gak boleh punya pikiran kayak gitu. Kamu udah ada Aran. Kamu lagi mengandung anak dr Aran." Gumam Shani dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa, Shan? Kamu ada yg sakit?." Tanya Cio.

"Enggak, aku gak pp." Jawab Shani.

"Cio, kayaknya aku harus balik sekarang." Shani berdiri dr duduknya.

Dengan cepat, pak Hari menghampiri Shani.

"Mau balik ke kantor sekarang, bu?." Tanya pak Hari.

"Shan, tunggu. Aku belum selesei ngmg sama kamu. Aku serius dengan ucapanku tadi." Cio menahan tangan Shani.

"Permisi, pak. Tolong jangan kelewatan." Ucap pak Hari. Dan melepas tangan Cio dr tangan Shani.

"Maaf, Cio. Aku harus balik sekarang." Ucap Shani.

Pak Hari mengikuti Shani dr belakang menuju mobil.

"Mohon maaf, bu. Sepertinya pak Cio mengikuti kita." Ucap pak Hari diperjalanan saat melihat ke spion, ada mobil yg dr tempat makan td berada dibelakang mereka.

"Biarin aja, pak. Kita langsung ke kantor." Jawab Shani.

Krn jarak kantor dan tempat makan td cukup dekat, dengan cepat Shani sudah sampai dikantornya.

"Mari, bu." Ucap pak Hari membukakan pintu untuk Shani, dan berjalan mengikuti Shani dr belakang menuju ruangannya.

"Shan! Shani! Tunggu." Teriak Cio. Ia sengaja mengikuti Shani sampai kantor.

"Maaf, pak. Tolong untuk tidak mengganggu atau menimbulkan keributan." Pak Hari berhenti dan menahan Cio.

"Pak, saya ada urusan sama Shani, tolong minggir sebentar." Ucap Cio.

"Gak bisa, pak. Anda tidak bisa menemui bu Shani sekarang." Jawab pak Hari.

"Pak!! Jangan sampai bikin kesabaran saya habis ya." Ucap Cio mulai emosi.

Pak Hari tetap menghalangi Cio.

Bugh

Bugh

Bugh

Tiba2 Cio memukul pak Hari hingga tersungkur di lantai.

"Udah gue bilang, jangan bikin kesabaran gue abis!!." Ucap Cio.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang