25

1.2K 129 6
                                    

Shani telah sampai dirumah sakit yang dimaksud. Ia menuju reseptionis dan menanyakan letak kamar pasien atas nama Aran.

Saat sudah berada di depan pintu kamar Aran dirawat, Shani dihadapkan pd 2 orang polisi yg sedang berjaga.

"Pak, saya mau menjenguk Aran." Ucap Shani pd salah seorang polisi.

Polisi tersebut mengijinkannya, namun Shani terlebih dahulu diperiksa barang2 bawaannya.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, akhirnya Shani diijinkan untuk masuk.

Saat sudah masuk ke dalam kamar, Shani tidak melihat siapa2 disana, hanya terlihat Aran yg sedang tertidur di atas bangsal.

"Aran." Shani mengusap kepala Aran pelan saat sudah didekat bangsal. Matanya sudah berkaca2.

Merasa ada yg mengusik tidurnya, Aran mencoba untuk membuka matanya.

"Shani? Ka kamu ngapain kesini?." Tanya Aran setelah sadar bahwa yg mengusik tidurnya adalah Shani.

Belum sempat Shani menjawab, tiba2 dr arah pintu ada yg masuk.

"Nih, telor balado kesuka... Loh Shani?." Ucapan Oniel terpotong saat melihat Shani disebelah bangsal Aran.

"Ngapain lo kesini?." Tanya Oniel sedikit sewot.

"Apasih Niel!. Udah ya, gue lagi gak mau denger perdebatan." Ucap Aran merubah posisinya, dr baring menjadi duduk. Shani yg melihatnya, reflek membantu Aran.

"Ran, gara2 dia gak jenguk lo kemarin, lo jadi gak makan, lo jd sakit sekarang. Seenggaknya kalau emang gak bisa tu bilang, bukan malah ngilang." Oniel menyinggung Shani.

"Gue kemarin gak ngilang Niel. Gue....." Ucapan Shani terjeda.

"kenapa?." Tanya Oniel.

"Gue lagi sama Cio." Ucap Shani lemah.

"Kalau kamu masih sama Cio, kenapa kamu maksa buat ambil jam besuk Chika buat ngirim makanan ke aku?." Tanya Aran menatap Shani.

"Kemarin tiba2 Ran. Dia lagi di Lampung, dan kemarin dia udah di Jakarta lagi tp dia gak ngasih tau aku." Jelas Shani, menggenggam tangan Aran yg di infus.

"Lo kesini gak lagi diikutin sama Cio kan?." Sahut Oniel.

Shani diam.

"Niel, udah ya Niel. Yang udah ya biarin. Siniin makanan gue, laper gue." Ucap Aran mencoba menghentikan perdebatan keduanya.

Oniel membuka makanannya dan memindahkannya ke piring yg sudah disediakan rumah sakit. Setelahnya membuka meja dibangsal Aran, dan menata makanan tersebut di atasnya.

"Nih, itu gak pedes, sambelnya udah dipisahin sama Chika." Ucap Oniel.

Shani sedikit mengerutkan keningnya sebentar, saat mendengar kata Chika.

"Aku suapin ya?." Ucap Shani berusaha mengambil alih piring dr atas meja bangsal.

"Gak pp Shan. Aku bisa sendiri kok. Yang sakit perut ku bukan tangan ku." Ucap Aran menolak tawaran Shani.

"Ran, please." Mohon Shani.

Aran yang tidak tega melihat Shani dengan matanya yg sendu, setelah perdebatannya dengan Oniel, akhirnya memilih mengalah.

Aran memberikan kode pada Oniel, untuk keluar sebentar, memberikan waktu untuk dia dan Shani.

"Maaf." Ucap Shani memecahkan keheningan.

"Maaf kenapa? Gara2 kamu gak dateng buat jenguk aku?. Udah gk pp, gak usah dipikirin. Aku bisa minta tolong Chika besok." Jawab Aran.

Shani menggelangkan kepalanya.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang