38

1.2K 126 10
                                    

Menjelang malam. Disebuah lorong yang sedikit sunyi. Seorang laki - laki, duduk disebuah kursi panjang. Tertunduk dengan perasaan cemas dan air mata yg mengalir di pipinya terasa sangat pedih.

Bahkan rasa sakit yg ada pada tubuhnya tak sebanding dengan rasa pedih yg ia keluarkan melalui air matanya.

Ia merasa gagal menjadi seorang laki2. Tidak dapat menjaga istrinya dengan baik. Ia merasa sangat payah.

"Aaarrggghhh..." Teriak Aran.

Brraakkk

Ia memukul kursi disebelahnya dengan sekuat tenaga.

"Maafin aku, Shan. Aku gak bisa jaga kamu, aku gak bisa jaga anak kita." Ucap Aran sambil menangis.

Ya, laki2 itu adalah Aran. Ia sedang menunggu Shani yg masih di tangani oleh dokter.

"Aran!." Teriak Oniel.

Sebelum sampai dirumah sakit, Aran memang sempat menelfon Oniel. Aran butuh teman.

Oniel mendekati Aran dan memeluknya.

"Ran, lo kacau banget. Lo gak pp kan?." Tanya Oniel.

"Cio brengs**!!." Umpat Aran pd Oniel.

"Lo tenang dulu, Ran. Lo tenang. Gue gak akan minta lo buat cerita sekarang. Cio udah diurus sama Aldo. Kita berdoa dulu biar Shani dan anak lo gak kenapa2." Oniel mencoba untuk menenangkan Aran.

Oniel datang tidak sendirian, ia ditemani Indah.

Ceklek.

Terdengar pintu ruangan tersebut terbuka. Salah satu dokter keluar dr ruangan tersebut.

"Dokter.. Gimana istri dan anak2 saya, dok?." Ucap Aran setelah bangkit dr duduknya.

"Alhamdulillah, Pak. Istri bapak baik2 saja, janin didalam kandungannya juga baik2 saja, tapi pak, janin yg ada didalam kandungan istri bapak harus segera dilahirkan. Kondisinya tidak memungkinkan kalau harus menunggu berdasarkan hpl nya. Harus segera dioperasi, pak." Jelas Dokter tersebut.

Hati Aran sangat sakit mendengarnya, betapa tersiksanya Shani jika seperti ini, sedangkan Shani sendiri sangat menginginkan bisa melahirkan secara normal.

"Pak, lakukan yg terbaik buat istri saya dan anak2 saya. Saya akan urus semuanya." Ucap Aran.

"Baik, pak. Silahkan ke bagian admisnistrasi dan pasien akan saya bawa ke ruang operasi." Jawab Dokter tersebut.

"Niel, titip Shani ya, saya urus ini dulu." Ucap Aran pd Oniel.

Oniel mengangguk.

Aran mengusap air matanya kasar dan segera mengurus semuanya.

"Sayang kamu yang kuat ya. Aku akan disini terus nemenin kamu." Ucap Aran.

Setelah selesei dengan administrasinya, Aran kembali ke ruang igd dan membantu dokter dan suster yg mendorong bangsal Shani menuju ruang operasi.

"Ran, obatin muka lo dulu ya, sambil nunggu Shani masih di operasi. Lo juga harus mikirin diri lo." Ucap Oniel yg duduk disebelah Aran.

"Biar gue cariin obatnya." Ucap Indah.

"Punggung gue sakit banget, Niel." Ucap Aran.

"Ya udah gue panggilin dokter aja sekalian." Ucap Indah.

Oniel mengangguk.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang