62

986 102 21
                                    

"Mas Aran bangun!!." Shani panik. Aran tiba2 tak sadarkan diri.

Beberapa kali ia mencoba menyadarkannya namun belum berhasil.

Ia keluar dr kamarnya mencari pak Pardi, saat baru keluar kamar, ia melihat dokter yg ia telfon td baru datang.

"Dok, tolong lebih cepat. Suami saya pingsan, dok." Ucap Shani

Dokter tersebut mempercepat langkahnya. Sesampainya di kamar, ia langsung mengeluarkan peralatannya untuk memeriksa Aran.

"Tadi mas Aran sempat ngeluh pusing sama pegel2 di area tengkuk lehernya, dok." Ucap Shani.

"Tekanan darahnya tinggi, bu. 180. Mungkin Pak Aran pingsan krn tidak kuat menahan pusing." Ucap Dokter tersebut.

Entah apa yg dilakukan dokter tersebut, perlahan Aran mulai sadar.

"Argh.. Pusing." Keluh Aran.

"Masih pusing, pak?." Tanya dokter tersebut.

"Masih. Tapi udah agak mendingan drpd tadi. Ya tapi tetep pusing." Jawab Aran.

"Kita ke rumah sakit aja." Ucap Shani.

"Gak usah. Kalau dirumah sakit nanti aku gak bisa kerja. Udah ada dokter, kasih obat aja, dok." Ucap Aran.

"Tekanan darah kamu tinggi, mau pusing kayak tadi?." Ucap Shani.

"Obat, dok." Sahut Aran.

"Ini disuntik dulu ya, pak. Biar tekanan darahnya bisa turun dulu, nanti baru saya resepin obat." Ucap dokter tersebut.

"Ck. Harus banget disuntik! Pusing ini kepala ku!." Aran berusaha mengelak.

"Iya ini biar gak pusing lagi, pak. Kalau obat nanti agak lama." Jelas dokter tersebut.

"Ya udah deh iya." Jawab Aran terpaksa.

Ia meraih guling di sampingnya. Ia peluk erat dengan satu tangannya. Wajahnya ia benamkan diantara guling tersebut. Ia tampak ketakutan sekarang.

Aran terlihat mulai berkeringat, padahal dokter belum mulai menyuntiknya.

"Kenapa nyuntiknya sekarang sih! Harusnya pas tadi aku belum sadar. Ck!." Aran terus ngomel.

Shani yg tahu Aran sedang tidak tenang, ikut duduk ditepi kasur. Ia mengarahkan kepala Aran untuk bersembunyi di sebelah pahanya. Tangan kirinya meraih tangan Aran yg tadi memeluk guling, menjadi menggenggamnya.

"Sstt.. Sakit." Ucap Aran.

"Udah, pak." Ucap Dokter tersebut. Selanjutnya Ia membuatkan resep obat untuk Aran.

Shani berdiri mengantarkan dokter tersebut keluar kamar.

"Gak bahaya kan, dok?." Tanya Shani sebelum dokter itu benar2 meninggalkan rumahnya.

"Lebih dijaga pola makan sama pikirannya aja, bu. Jangan mikir yg berat2 dulu." Ucap dokter tersebut.

Setelah itu, dokter meninggalkan rumah Aran.

"Mau kemana?." Tanya Shani melihat Aran hendak berdiri.

"Ngambil laptop di mobil." Ucap Aran. Ia berdiri.

"Lagi sakit bisa gak jangan berulah dulu." Ucap Shani dingin.

Aran diam. Ia melanjutkan langkahnya.

"Kamu dengerkan aku ngmg apa?." Ucap Shani.

"Aku cuma mau ngambil laptop ku yg ketinggalan di mobil." Ucap Aran.

"Balik." Sahut Shani.

"Apasih.. Aku masih ada kerjaan buat kantor." Ucap Aran.

Lucu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang