Hujan turun dengan deras nya mengguyur perkotaan Jakarta pada pagi ini, hawa dingin telah menyapu permukaan kulit yang membuat bulu kuduk langsung berdiri.
Suara gemuruh kilat yang berbunyi ternyata mampu mengusik tidur pagi dari nyonya Jayan.
Tangan Gendhis bergerak meraba kasur di samping nya untuk mencapai sesuatu hal.
Tak menemukan apa yang di cari membuat mata nya pun kian mulai terbuka dengan perlahan lahan."Mungkin dia engga pulang" guman Gendhis yang berusaha untuk menarik senyuman.
Rasa pusing tiba-tiba saja menyerang Gendhis yang bahkan hampir saja member tubuh nya kembali terhuyung ke samping,
"Lebih baik gw langsung mandi ajh supaya rasa pusing nya bisa ngilang" guman Gendhis yang lantas langsung beranjak dari kasur.
Usai membersihkan dirinya Gendhis memilih untuk memberikan sedikit riasan pada wajah nya agar tidak terlihat pucat, namun alangkah terkejutnya ia saat melihat wajah nya saat ini di pantulan cermin.
"Separah itu ternyata tadi malam gw nangis nya" tangan nya terulur mengelus kelopak mata nya yang berbentuk berbeda dari biasanya.
"Sesakit ini ternyata rasanyaa denger orang bicara pakai nada tinggi" kekeh Gendhis mencoba untuk tersenyum.
Perlahan-lahan tangan nya mulai bergerak mengambil peralatan make up yang di gunakan untuk merias wajahnya.
Tak butuh waktu lama riasan make up natural sudah tertempel di wajah Gendhis,
Dan sepertinya gadis itu merasa puas dengan hasil make up nya hal itu dapat di katakan dengan melihat senyuman kecil yang perlahan mulai terbit dari kedua sudut bibir."Selamat pagii" ucap Gendhis dengan semangat dan senyuman yang mengembang
"Kalau kata orang, hidup itu seperti cermin sebab ia akan tersenyum kepada kamu jika kamu juga tersenyum kepadanya, jadi mari awalin pagi ini dengan senyuman supaya sepanjang hari dan hari-hari selanjutnya hidup kita akan selalu penuh dengan senyuman" ujar Gendhis yang tengah berbicara sendiri di depan cermin.
***
"Selamat pagi pa ma "
"Selamat pagi sayangnya mama" ucap Melvita tersenyum seraya mengelus lembut kepala Gendhis.
"Selamat pagi nak"
"Sini sayang duduk dekat mama" Gendhis mengangguk lalu mulai menarik bangku untuk duduk di sebelah Melvita.
"Ini sayang kamu harus makan banyak supaya kamu bisa tetep sehat, nanti kalau kamu kurus pasti nya mami kamu marah sama mama dan mikir kalau selama ini putri cantik nya ga pernah di urusin" canda Melvita yang membuat Gendhis tersenyum geli.
"Udah ma gapapa biar aku ajh yang ambil sendiri" ujar Gendhis saat melihat Melvita yang begitu semangat untuk mengambil kan menu sarapan nya.
"Gapapa sayang kamu ga perlu sungkan" jawab Melvita yang tetep kekeh mengambil kan menu untuk Gendhis.
"Nak di mana suami mu? Apa dia masih tertidur? " tanya Indra
Seketika senyuman Gendhis perlahan mulai pudar "udah berangkat ke kantor pa"
Terpaksa Gendhis harus berbohong demi menutupi apa yang sedang terjadi antara ia dan Raksa saat ini.
"Memang yah tidak habis pikir mama liat anak satu ini bisa-bisa nya dia berangkat ke kantor sepagi ini, tidak kasian apa emang nya liat istri nya yang harus sarapan tanpa ia temani" omel Melvita
"Sudah ma tidak apa-apa kok, mungkin om Reksa lagi banyak banget kerajaan jadi harus berangkat pagi-pagi"
"Ma sudah kita maklumin saja dengan kondisi kantor Reksa saat ini" lerai Indra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Effort And Results
General FictionReksa Mahatma Dananjayantara merupakan seorang Ceo muda yang memimpin salah satu perusahaan besar yang ada di dunia ini. Pria yang memiliki tinggi sekitar 192 meter, wajah yang tampan bak seorang dewa tubuh yang terbilang atletis harta yang begitu b...