bab 46(kenyataan pahit)

15 1 0
                                    

Happy Reading💫
Jangan lupa kasih ♡ sebelum ngelanjut baca!!

Aku ingin pergi ke tempat dimana tak ada seorang pun yang tahu tentang masa lalu ku
.
.
MEKAYA PUTRI





Meka tersenyum getir menatap ribuan burung yang terbang dengan bebas diangkasa.
Kristal bening lagi-lagi kembali lolos tanpa dikomandoi.
Dada Meka terasa amat sesak saat mengingat bayangan menyakitkan yang terlintas dalam otaknya.

"Seenggak pantas itu kah gw untuk bahagia? " ucap Meka lirih.

Tatapan mata Meka melirik pada layar ponsel nya yang menyala.
Memperlihatkan potonya dan Rayan yang saat itu berada dipantai menikmati sunset bersama.

Setiap melihat foto itu, seakan ada sebuah belati tajam yang menusuk hatinya, dirinya merasa teramat bersalah karena sudah membohongi Rayan.

"Apa yang harus gw katakan ke Rayan? Apa Rayan bisa mengerti dengan semua ini? Atau justru dia bakal benci ke gw. Kalau memang itu terjadi, segenap jiwa raga perlahan gw akan iklas menerima, walaupun itu masih teramat sakit untuk gw rasa"

Langit biru sudah berubah menjadi sedikit kemerahan, pertanda sang metari akan terbenam yang digantikan oleh rembulan.

Lagi dan lagi, Meka memandangi tampilan chat nya dengan Rayan.
Dalam hati Meka berharap jika Rayan membrikan nya sebuah kabar, sudah 3 hari ini keduanya tidak mengalami komunikasi sama sekali, sekali nya komunikasi Rayan malah justru membalasnya dengan nada dingin. Meka berusaha untuk berpikir positif, mungkin itu faktor Rayan yang telah lelah dengan kesibukan.

Jemari Meka mulai menari, mengirim kan sebuah pesan pada sang kekasih, yang berharap segera mendapatkan balasan.

{Rayan, bisa kita bertemu jam makan siang besok. Ada hal penting yang ingin aku katakan}

Adzan magrib sudah berkumandang, membuat Meka langsung segera beranjak dari tempat nya.

Rayan tersenyum sinis saat membuka pesan dari Meka.
Bahkan kedua tangannya sudah mengepal. Kemarahannya atas kejadian tempo hari, masih sangat terasa. Bahkan Rayan tak melupakan sedikit pun kejadian menyakitkan itu.

"Dia harus menentukan, memilih dia atau tetap bertahan dengan saya"

***

Pandangan mata Meka menatap kosong kearah depan.
Senyuman getir sudah ia ukirkan sedari kehadirannya pada tempat ini.

"Ini adalah tempat dimana kita memulai kedekatan, dan kemungkinan tempat ini juga yang akan menjadi tempat perpisahan kita"

Lamunan Meka langsung buyar saat merasakan kehadiran seseorang.
Pandangannya matanya melirik kearah samping, tepat adanya keberadaan Rayan yang sudah duduk disebelahnya.

"Sory telat" tutur Rayan dengan nada dingin, Meka tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya.

Hening menerpa keduanya.
Seakan mereka tengah bergelut dengan pikiran masing-masing.

Rayan melirik kearah Meka, bersamaan dengan Meka yang juga ikut melirik kearah Rayan.
Manik mata keduanya bertemu,
Sempat terjadi kontak mata selama beberapa detik. Namun suara deheman Rayan membuat kontak mata itu terputus.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang