bab 49(hancur)

18 2 0
                                    

Perlahan-lahan kedua mata Gendhis mulai terbuka.
Pandangan matanya menatap kabur seluruh isi ruangan yang tampak asing ia rasa.

"Dimana ini? " guman Gendhis menyenderkan kepalanya yang terasa sakit.

Bayangan mengerikan tiba-tiba saja muncul, yang reflek membuat Gendhis memekik kaget.

"Apa itu mimpu buruk"

Otaknya masih terus mencerna semua bayangan yang terlintas,
Tak lama dari itu pintu ruangan telah terbuka menampakkan sosok Ricard yang berdiri diambang pintu membawa sebuah nampan ditangannya.

Deg

"Ini bukan mimpi" lirih Gendhis dengan tubuh bergetar menahan takut.

Ricard berjalan mendekat, memamerkan wajahnya yang tersenyum lebar, membuat Gendhis ingin muntah melihatnya.

"Bagaiamana kabar mu, Kalyani? Aku Senang akhirnya kau telah siuman" Ricard meletakkan nampannya tadi pada nakas,

Dan mulai berjalan naik keatas ranjang mendekati Gendhis,
Melihat itu Gendhis semakin merasa takut.

Ia berusaha untuk melarikan diri, namun sayangnya kedua kakinya bahkan terasa lemas.

"Berhenti bertingkah, bajingan" geram Gendhis yang menghempaskan tangan Ricard yang hendak membelai wajahnya.

Ricard tersenyum lebar mendapati perlakuan seperti itu,
Ia mengambil posisi tegap.

"Istirahatlah, sebentar lagi aku akan berbicara penting kepada mu" ucap Ricard yang mulai melangkah keluar kamar.

Bughh

Pecahan pas bunga terdengar sangat nyaring, bersamaan dengan darah yang mengalir dikepala Ricard.

Lelaki itu membalik badannya, menghadap kearah Gendhis yang saat ini sudah memasang wajah menantang.

"Aku sudah berusaha keras berbicara lembut kepada mu, tapi kau terus menguji kesabaran ku" ucap Ricard dengan nada tinggi.

Bulu kuduk Gendhis merasa merinding, ia sangat takut melihat raut wajah mengerihkan dari Ricard.
Tapi ia tak boleh terlihat ketakutan, jika tidak lelaki iblis itu akan semakin semena-semena.

"Berhenti berbuat keji Ricard balingan, apa lo masii engga cukup sudah menghancurkan hidup sahabat gw? Dan sekarang lo masii berbuat hal yang sama, dengan tidak tahu malunya lo masih bisa muncul dihadapan gw, seharusnya lo merasa bersalah dengan semua itu, lo penghancur, lo bejat, lo bajingan bahkan binatang masii punya pemikiran yang lebih bagus dibandingkan lo" hina Gendhis.

Suara tawa Ricard terdengar, yang membuat Gendhis menyeritkan dahinya heran.

"Seharusnya kau butuh kaca, Kalyani"

"Apa maksud, lo? "

Raut wajah Ricard berubah datar "kau lah yang sudah menghancurkan hidup Meka sahabat mu, bukan aku. Kau yang sudah menghancurkan nya walaupun tidak secara langsung" Ricard menjetikan jarinya kepada Gendhis.

"Jaga omongan, lo!! " geram Gendhis

"Hahah apa yang perlu kujaga? Bukan kah itu kenyataannya? Kau yang telah menghancurkan hidup sahabat mu, asal kau tahu kalyani. Andai saat itu kau tidak menghasut Meka untuk tidak menjauhi ku, mungkin saat ini kami sudah hidup bahagia, Meka tidak akan merasakan kegelapan dalam hidup nya, tapi karena ulah mu, semua itu hancur begitu saja. Dan itu sebabnya kau adalah dalang dari itu semua"

Bragh

Gendhis kembali melemparkan gelas kearah Ricard, namun dengan gesit langsung ditangkis oleh lelaki itu.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang