bab 28(keadaan Meka)

16 1 0
                                    

Denting hujan terdengar sangat nyaring di dalam malam yang amat sunyi.
Perlahan suara denting tersebut mulai tersamarkan dengan kedatangan suara hujan deras yang tiba-tiba saja hadir.

Suhu udara berubah menjadi sangat dingin,

Tetesan darah segar mengalir begitu menawan membanjiri sebuah luka baru.

Di balik malam yang amat gelap terlihat samar-samar seorang wanita yang terbaring tak sadar kan diri pada sebuah lantai yang amat dingin dengan di lumuri darah di sekujur tubuh nya.

Gelap nya malam perlahan mulai menghilang dengan datangnya sang mentari yang bersinar...

Mengawali pagi dengan semangat gembira serta di sambut dengan kecupan manis dari pasangan tercinta, sungguh hal tersebut adalah definisi hal yang tak akan bisa terdustakan.

"Selamat pagi" sapa Reksa tersenyum tipis seraya melingkar tangan nya pada pinggang sang istri.

Gendhis sendiri di buat terkejut dengan perlakuan manis dari Reksa, pasalnya saat ini ia tengah sibuk membuka kain khorden yang menghalangi sinar mentari untuk masuk ke dalam.

"Untung aja jantung gw gak copot, kebiasaan deh om"

Reksa terkekeh geli melihat ekspresi kaget dari Gendhis yang menurut nya amat sangat lucu.

"Jika copot saya akan memasang kan nya, bahkan jika kamu mau kita bisa bertukaran jantung" lihat lah pagi-pagi Reksa sudah berkata dengan ngelantur yang membuat Gendhis sampai tak habis pikir.

"Apa an sih om?"

"Kamu ingin ke mana? " tanya Reksa yang melihat sang istri yang tengah melangkah maju ke depan.

"Ke bawah"

Sebelah alis Gendhis terangkat sebelah ketika melihat Reksa yang mengerahkan sebuah dasi berwarna coklat kepadanya.

"Ngapain? "

"Tidak udah pura-pura tak tahu" jawab Reksa.

Sedetik kemudian Gendhis baru paham dengan maksud suaminya ini, yang berasumsi meminta nya untuk membantu memasangkan dasi.

Dengan senyum lebar Gendhis menerima dasi tersebut dan maju selangkah untuk mendekat kepada Reksa yang sontak membuat sang embuh juga tersenyum lebar.

"Nunduk" pintah Gendhis yang di turuti oleh Reksa

Dengan senyum jahil Gendhis mengikat kan asal dasi tersebut, bahkan detik selanjutnya ia juga menarik nya dengan sangat kencang yang membuat bola mata Reksa langsung membola sempurna.

Dirinya kesulitan bernapas yang membuat nya sampai tersedak.

"Enak? " lontar Gendhis tanpa rasa bersalah,

"Makanya lain kali itu tangan di gunain dengan benar, cih percuma sudah di kasih tangan masih aja pakai merintah-merintah segala" dumel Gendhis

Sedangkan Reksa sendiri hanya terdiam sambil memukul mukul pelan dadanya.

"MasyaAllah" ucap Reksa tersenyum tipis sambil mengelus elus dadanya.

"Heran banget gw punya lakik satu ngeselin nya minta ampunn, untung aja ada minum tampan nya kalau gak usah gw tukar tambah tuh"

"Apa nya yang di tukar tambah? " Melvita datang sambil membawa sayuran segar di kedua tangan nya,

Mendengar dan melihat sang ibu mertua membuat Gendhis terkejut dan reflek menggigit bibir bawah nya.

"Eh ada mama" cengir Gendhis yang membuat Melvita mengulas senyuman.

"Sini ma biar Gendhis bantuin, mama kok repot-repot bawain sayur nya, seharusnya biar Gendhis aja yang ambil" Gendhis berusaha untuk mengalihkan topik agar Melvita tidak kembali mempertanyakan ucapan nya tadi.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang