part 37(Akhirnya)

17 1 0
                                    

Sepasang kaki jenjang nya terus melangkah tak tentu arah,
Dengan kedua sorot matanya yang menatap takjub pada deretan barang-barang mewah yang terpajang dibeberapa butik.

"Duh kok pada unyu-unyu gitu ya,hmm tapi gw harus hemat buat beli tuh barang"

"Ayo dong ka, lo itu harus puasa buat bisa dapatin apa yang lo mau" Meka menarik napas dalam-dalam, sambil memejamkan matanya, lalu ia menyengir "ayo semangat pokoknya, gak boleh nyerah sama gangguan begitu"

Setelah dirasa aman, Meka kembali melanjutkan langkah nya lagi.
Namun sayangnya, sedetik kemudian....

"Gak gak, gw gak bisa tahan lagi, itu barang limit edisi terbaru"

Dengan gercep nya, Meka berlari kecil masuk kedalam butik yang tadi sempat ia lewati.

Seorang pramuniaga tersenyum ramah sambil membungkukkan tubuhnya.

"Terimakasih banyak mbak sudah berbelanja di toko kami"

Meka tersenyum lebar menatap barang tentetangan nya saat ini.
Sudah ada empat totebag yang berada di tentengan nya.

"Nabung nya lain kali aja deh, yang terpenting barang limit edition nya udah ada ditangan gw" senyum Meka.

Ckk, dasar cewek setiap liat barang bagus pasti jadilupa sama niat awalnya buat nabung, ada yang sama gak seperti Meka?

"Perintah dari pak Rayan, untuk segera merevisi ulang proposal yang telah kalian buat, semakin cepat proposal terevisi semakin cepat juga proyek ini bisa berjalan" tutur Rayan seraya memeriksa dokumen ditangan nya dengan teliti.

"Baik Pak, saya usahakan untuk menyelesaikan nya hari ini juga"

Rayan hanya mengangguk menanggapi ucapan bawahan nya, kemudian ia menyerahkan kembali dokumen yang tadi ia periksa.

"Saya tunggu secepatnya".

Bawahan Rayan tadi, ijin pamit undur diri untuk memeriksa beberapa toko.

Kedua sorot mata Rayan melirik sekilas jam yang melingkar sempurna pada lengannya.

Saat ini tengah menunjukkan jam makan siang,
Pantas saja tadi perut nya sudah meronta untuk segera diisi.

Dengan menahan rasa lapar, Rayan berniat untuk melangkah pergi mencari restoran agar perutnya ini bisa terisi sempurna.

Dari jarak yang tak terlalu jauh,
Kedua mata Rayan memicing sesaat, ketika melihat seseorang yang ia kenal.

"Kalau menurut saya, hal seperti itu seharusnya ditinggalkan, karena tidak sesuai dan mengganggu kedua pihak yang bersangkutan.

Rayan semakin yakin dengan orang yang ia lihat, apa lagi mendengar suara nya itu, walau terdengar samar.

" Nona Meka"

Mendengar namanya dipanggil membuat Meka menghentikan ucapannya, dan melirik kearah Rayan.

"Terimakasih banyak mbak Meka sudah bersedia untuk kami wawancarai, kalau begitu kami permisi dulu, mari mbak"

Kedua orang tadi pergi meninggalkan Meka dan juga Rayan.

"Pak Rayan ada perlu apa? Belanja juga atau gimana? "

"Ada pekerjaan" jawab Rayan singkat.

Diam-diam Rayan memperhatikan penampilan Meka dari atas sampai bawah.

Decakan pelan keluar dari bibir Rayan,
Lelaki dengan sikap dingin nya itu perlahan melepaskan jas yang ia kenakan kemudian menyerahkannya pada Meka yang membuat wanita itu menyerit heran.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang