bab 19(aneh)

16 0 0
                                    

" kamu mengenal gadis ini? " pertanyaan di lontarkan Reksa kepada Rayan.

"Saya hanya tahu nama nya saja pak"

"Emang nya kalau boleh tahu siapa nama gadis ini pak Rayan?" tanya Gendhis

"Gadis ini bernama Utari yang meruapakan putri dari direktur Dekta"

"DireBagaimana Ray, apakahktur Dekta itu siapa? " tanya Gendhis bingung

"Direktur Dekta adalah salah satu reka bisnis saya" sahut Reksa

"Ray saya titip gadis ini kepada kamu, saya minta tolong agar kamu mengantarkan pulang gadis ini" Rayan mengangguk pelan menjawab perintah dari Reksa.

"Gak gw gak setuju"

Sontak Reksa dan Rayan langsung kompak menatap ke arah Gendhis.

"Gw gak setuju om, lo ini gimana sih om? Lo mau nyuruh pak Rayan untuk nganter nih cewek sedangkan yang bertanggung jawab atas cewek ini termasuk kita karena kita yang tahu insiden yang di alami gadis ini" ujar Gendhis.

"Maaf Pak Reksa, seperti nya apa yang di katakan oleh buk Gendhis ada benar nya juga"

"Ada benar nya yang kalian katakan, ya sudah sebaik nya kita sgera mengantarkan gadis ini pulang"

Kedua nya mengangguk, lalu mereka mulai masuk ke dakam mobil.

"Iya sebentar"

"Pak Reksa"

"Selamat malam direktur Dekta" sapa Reksa dengan wajah datar

Dekta tampak keheranan melihat sosok rekan bisnis nya ini tiba-tiba saja datang ke rumah nya,
Namun sebelum itu pertanyaan di dalam benak nya langsung musnah ketika melihat sosok putri nya yang tak sadar kan diri di dalam gendongan Rayan.

"Utariii"

"Apa yang telah kalian lakukan kepada putri saya? Saya akan menuntut kalian atas penculikan yang telah kalian lakukan kepada putri saya" Dekta tampak murka dan langsung merebut putri nya dari Rayan.

"Dasar pria brengsek dan tidak bermoral" dengan ringan nya Dekta melemparkan tamparan pada pipi Reksa namun untung nya saja dengan cepat Gendhis berlari dan langsung menahan tangan Dekta tersebut.

"Apa yang anda lakukan nyonya Direktur? " tanya Gendhis dengan wajah sinis.

"Lepaskan tangan saya bitch" Gendhis terkekeh pelan mendengar penuturan Dekta, dengan santai nya Gendhis malah justru semakin mempelintir tangan wanita paruh bayah ini.

Raut wajah Reksa berubah murka sampai ia mengepalkan kedua tangan nya mendengar penuturan Dekta terhadap istri nya itu.

"Jaga ucapan anda nyonya Dekta, berani sekali anda menghina istri saya" Reksa langsung ingin maju melawan Dekta namun sayang nya instruksi tangan dari Gendhis mengisyaratkan agar Reksa mundur.

Awal nya tadi Gendhis memilih untuk menunggu di dalam mobil, namun karena ia sangat penasaran dengan Direktur yang di maksud suami nya itu membuat ia langsung turun untuk menyusul, namun justru hal yang membuat nya kaget saat melihat sosok Direktur itu justru malah memaki Reksa bahkan sampai akan melayang kan tamparan.

"Apakah pelintiran ini masih kurang nyonya Direktur? " tanya Gendhis

Untung nya saja Gendhis masih memiliki rasa kemanusiaan yang membuat ia langsung melepaskan cekalan tangan Dekta.

"Nyonya Dekta yang terhormat, seperti nya anda ini memang tidak tahu caranya mengucapkan terimakasih kapada orang yang sudah menolong putri anda?" cibir Gendhis

"Lihat lh diri anda saat ini? Sangat tidak mencerminkan sebagai sosok Direktur, seharusnya anda bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada suami saya karena sudah mau membantu putri anda itu, mungkin jika kami tidak berbaik hati pasti putri anda itu akan habis di lecehkan oleh lelaki hidung belang "

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang