part 39(Reksa yang Manis)

15 1 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa kasih votenya ya guys

.
.
.
.





Semilir angin mulai bertiup,
menyapu permukaan kulit yang sontak menimbulkan rasa dingin yang menyerga.

Sesekali kedua tangan Gandhis mengusap lengan nya yang terasa dingin akibat tiupan angin malam ini. Kedua netran matanya menatap pokus pada deretan bintang-bintang serta bulan yang bersinar dengan terang menyinari langit dengan kegelapan malam yang indah.

Semakin lama, angin bertiup semakin kencang. Namun entah mengapa rasanya tubuh Gendhis terasa begitu malas untuk digerakan untuk masuk kedalam, seakan meminta agar ia tetap berada dibalkon, menatap keindahan malam.

Reksa yang baru saja memasuki kamar dibuat heran, ketika tak melihat keberadaan sang istri, terlebih netran matanya melihat pada pintu balkon kamar yang terbuka.

Entah mengapa, hatinya langsung berkata jika sang istri berada disitu.
Tepat sekali apa yang dikatakan hatinya itu, ia melihat sosok istrinya yang tengah menahan dinginnya angin malam.

Decakan kesal keluar dari bibir Reksa.

"Kenapa engga masuk, kalau merasa dingin? " tanya Reksa pelan sambil memeluk tubuh istri nya, agar istri nya itu bisa merasakan kehangatan.

Gendhis tersenyum kecil, melirik pada pinggang nya yang sudah ada lingkaran kedua tangan Reksa.

"Masih nyaman disini mas"

Kedua mata Reksa kembali terbuka, sesaat tadi sempat terpejam dalam ceruk leher istrinya itu.
Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh istrinya, yang selalu membuat ia candu.

"Lihat deh mas, bintang nya cantik banget ya" tunjuk Gendhis pada sebuah bintang yang mengkilat diangkasa, Reksa mendongak menatap bintang yang dikatakan oleh sang istri tadi.

Decakan pelan terdengar dari bibir Reksa "biasa saja".

Cupp

Reksa mendarat kan kecupan pada pipi kanan istrinya itu, sang empuh yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa salah tingkah..

" masiih lebih indah bintang yang ada di hadapan saya ini" tutur Reksa yang memutar tubuh Gendhis untuk menghadap nya.

Kedua sudut bibir Gendhis sudah tak tahan untuk mengukir sebuah senyuman.
Bahkan rona yang ada pada wajahnya saja sudah ketahuan oleh Reksa.

"Kenapa wajah kamu memerah? Apa kamu energy? " tanya Reksa dengan polosnya, jangan lupakan raut wajah panik dari Reksa.

Gendhis mendengus kesal, kedua tangan nya reflek memukul dada bidang suaminya itu.

"Ngeselin banget sih mas, udah buat orang salah tingkah, eh malah dijatuhin gitu aja"

Tangan Reksa menghentikan tangan Gendhis yang memukul dadanya tadi, ia menarik tubuh Gendhis untuk masuk ke dalam pelukan nya.

"Saya berkata jujur dhis, kamu adalah bintang penerang kegelapan dalam hidup saya, terimakasih kamu sudah memilih saya menjadi suami kamu, terimakasih kamu sudah rela meninggalkan keluarga mu untuk bisa hidup bersama dengan saya, dan terimkasih banyak sudah bersedia menerima cinta yang saya beripada mu, tak banyak yang bisa saya katakan, intinya saya sangat mencintai kamu dhis lebih dari apa pun itu, Say---" belum selesai Reksa menyelesaikan ucapan nya, sebuah benda kenyal yang menjadi favorit nya itu sudah menempel sempurna pada bibir sexy milik nya itu.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang