bab 42(Balii)

9 1 0
                                    

Hallo-hallo, bagaimana kabarnya nih?

Semoga masih bisa tetap semangat ya guys, menjalani hari-hari yang lumayan menguras energi.




Pukul 11.05 pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat dengan selamat dibandara udara Ngurah Rai international Airport. Seteleh memakan kurang lebih 1 jam 55 menit.

Usai kepulangan dari rumah sakit, Reksa langsung memberi tahu kan kepada seluruh keluarga tentang berita bahagia mengenai kehamilan istri nya itu.

Mendengar berita bahagia itu membuat kedua calon nenek itu benar-benar excited sekali.
Mereka langsung menggelar acara syukuran atas kebahagiaan yang sedang mereka rasakan. Dengan diundang nya para anak-anak yatim, agar kiranya bisa membantu mendoakan kelancaran serta keselamatan putri mereka dalam proses kehamilannya.

Malam tadi, Reksa tiba-tiba saja nyidam pengen liburan ke Bali.
Mengetahui hal itu membuat Nanda langsung menyiapkan segala hal agar keinginan menantu nya itu tercapai.

"Selamat datang mas Reksa dan mbak Gendhis" sapa seorang pria paruh baya yang memberikan salam hormat kepada anak majikan nya itu.

Reksa dan Gendhis kompak saling menganggguk dan tersenyum ramah.

"Terimakasi pak"

"Mari mas mbak silakan masuk, koper-kopernya biar saya saja yang akan mengangkat"

Pasutri itu sudah duduk didalam kursi penumpang, tak lupa tangan Reksa yang tak ada hentinya menggenggam tangan mungil istri nya itu.

Sejak hamil, sikap Reksa jauh lebih posesif dari biasanya, bahkan tak jarang pria yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai seorang ayah itu, akan bersikap manja sampai tak tahu tempat.

Gendhis terkekeh geli, melirik Reksa yang sudah tidur dengan nyenyak sambil memeluk tubuh nya itu.
Perlahan kedua wajahnya mengusap lembut rahang kokoh sang suami, dan beralih mengusap perut nya yang masih terlihat rata.

Kita sama-sama beruntung nak, memiliki sosok lelaki hebat seperti ayah mu, melihat ayah mu seperti ini membuat bunda jadi teringat dengan opa mu, dia sangat menyayangi bunda sama halnya dengan ayah mu yang begitu menyayangi mu, sehat selalu ya nak, disini banyak sekali orang-orang yang menyayangi kamu dan sudah tak sabar untuk menyambut kelahiran mu. Batin Gendhis meneteskan air matanya.

Sampai detik ini, ia masih tak menyangka jika sebentar lagi ia akan menyandang status sebagai seorang ibu, menyambut kelahiran buah hati yang sudah mereka nantikan.
Niat awalnya saat gadis dulu, tak ingin menikah apa lagi sampai berniat untuk memiliki anak.
Namun takdir malah justru berkata lain. Mempertemukan nya dengan sosok lelaki hebat dan penyayang seperti Reksa dalam tragedi perjodohan yang tak pernah ada dalam pikirannya.

"Sudah sampai mbak" ucap pak supir yang menyadarkan lamunan Gendhis.

"Eh iya Pak"

"Kalau begitu saya turunin kopernya dulu ya mbak"

Gendhis hanya mengangguk, dan beralih menatap suaminya itu yang masih setia dalam tidur nya.

Gendhis menepuk pelan pipi Reksa "mas, mas bangun yuk. Kita sudah sampai"

Perlahan-lahan kedua mata Reksa mulai terbuka, manik mata keduanya saling bertemu. Sebuah senyum kecil terbit dibibir Reksa, lelaki itu semakin mendekat kan wajahnya, berniat untuk mencium sang istri, namun sayangnya langsung segera ditepis.

"Jangan mas, malu ada pak supir" cicit Gendhis dengan wajah yang sudah memerah.

Reksa semakin menyungging senyuman miring "berarti kalau sudah didalam, boleh kan? " tanya Reksa menaik turun kan kedua alisnya.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang