bab 44(Bayangan mengejutkan)

4 1 0
                                    

Happy Reading guyss!!
Jangan lupa tinggalkan tombol ♡ !!


Jika Tenggelam, jerami pun bisa jadi tumpuan
.
.
Gendhis Kalyani Nagendra



Seorang lelaki dengan tinggi sekitar 178 cm tengah berdiri membawa sebuah koper ditangannya, sebuah kaca mata hitam yang melekat pada hitung nya yang mancung.

"Awal dari permainan akan segera dimulai " ucap lelaki itu tersenyum smirk.

Lelaki itu lantas melangkah menuju sebuah mobil yang sepertinya sudah menunggu kedatangannya itu.

***

"Pokoknya gw bosen bangeettt kaaaa!! " pekik Gendhis disebrang telpon.

Meka terkekeh geli melihat raut wajah prustasi dari sahabatnya itu.
Sejak 1 jam yang lalu, ia melakukan panggilan vidio bersama dengan Gendhis. Seraya menghilang kan kebosanan dari sahabatnya itu.

Meka senantiasa mendengarkan celotehan Gendhis sedari tadi, sambil ia yang mengerjakan pesanan lukisannya.

"Lo gak ada niatan main ke studio gw gitu? " tanya Meka dengan pandangan yang pokus menggambarkan sketsa.

"Pengennnn bangetttt"

"Yasudah, datang aja sinii!! Gw juga lagi sendiri nih"

Gendhis tampak berpikir.

"Ehh enggak jadi deh, gw lupa kalau ada janji sama paksu mau kedokter kandungan " cengir Gendhis.

"Iya deh iya, jangan lupa entar lo kasih kabar ke gw. Gimana tuh perkembangan calon ponakan gw"

"Okayy, kalau gitu gw matiin dulu ya ka telpon nya, hehehe soalnya gw mau mandi dulu sebelum paksu jemput"

"Anjir, berarti dari tadi lo belum mandi? "

"Hehe iya, kenapa? Masih keliatan cantik kan? " ucap Gendhis dengan pedenya.

"Bukan nyet, pede banget sih lo. Yang ada pantes dari tadi gw kok kayak berasa nyium bauk gak enak gitu" ucap Meka menutup hidungnya dengan tangan yang sontak membuat raut wajah Gendhis berubah kesal.

"Sialan, lo kaaa. Enak aja orang masii wangi gini lo bilang bauk. Ini yah asal lo tahu aja, sipaksu suka banget nyium gw walaupun belum mandi"

"Dih, itu sih karena terpaksa. Kalau aslinya mau gw yakin siReksa juga ogah"

Dengan kekesalan yang memucak, Gendhis mematikan sambungan telpon secara sepihak membuat Meka terkekeh geli. Hatinya merasa amat puas karena berhasil mengerjai sibumil sampai kesal begitu.

Cling

Pandangan mata Meka teralih pada ponselnya yang tergeletak diatas meja.
Tangan nya terulur untuk memeriksa ponsel nya itu, ternyata ada sebuah pesan yang baru saja dikirim oleh Rayan.

Effort And ResultsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang