"Karuksakan dibarung ku kabagjaan nyiapkeun ngadeukeutan jiwa sare"
Secarik kalimat yang hingga kini membuat hati dan pikiran Gendhis menjadi gelisah tiada henti.
"Sayang kamu dima____" Reksa tak jadi melanjutkan ucapan nya, disaat sudah menemukan sang istri yang ternyata tengah berada dibalkon kamar.
Dengan segera ia langsung menghampiri istri nya itu dengan wajah penuh senyuman.
Merasakan ada sebuah tangan kekar yang melingkar pada pinggang nya, hingga endusan yang dirasa pada leher membuat Gendhis langsung berbalik badan.
"Mas" senyum Gendhis menempelkan kedua telapak tangan pada wajah Reksa.
"Kenapa melamun? "
Bulannya menjawab pertanyaan sang suami, Gendhis justru menggeleng kan kepalanya samb tersenyum, kemudian langsung memeluk suaminya itu.
Dengan lembut Reksa mengelus rambut istri nya itu.
"Bukan kah kita sudah berjanji untuk tidak menyembunyikan hal apa pun diantara kita" ilmbuh Reksa.
"Emang aku sembunyiin apa? Orang aku juga lagi gak ngapain-ngapain kok" jawab Gendhis dengan raut wajah kesal yang membuat Reksa kian gemas.
"Berhenti pemotretan ya, soalnya saya gak rela jika wajah cantik dan menggemaskan istri saya malah dinikmati semua orang"
Tersipu malu? Oh tentu saja buktinya saat ini wajah Gendhis sudah memerah seperti kepiting rebus.
Ia memukul pelan dada Reksa "apa an sih mas, gombal mulu,
Sana gih kamu lanjutin kerjaan kamu""Walau saya tidak bekerja, setidaknya saya masii punya cukup uang untuk menghidupi kamu serta ke tiga belas anak kita"
Kedua bola mata Gendhis langsung melotot kaget mendengar penuturan suaminya itu "haa? Ihh kamu gilak banget, apa an itu punya anak sampai sebanyak itu, satu aja belum ada ini malah mau sampai sebanyak itu, kok malah jadi melebihi geng halilintar"
"Tidak apa-apa, itung-itung kita buat timnas baru, kan ini belum dicoba jadi makanya gak tahu gimana rasanya" tutur Reksa dengan ekspresi menaikkan alisnya sebelah, yang seakan saat ini tengah menggoda istri nya itu.
Gendhis malah jadi geli serta merinding melihat suaminya saat ini, entah mengapa feeling nya itu tengah mengatakan jika akan ada sesuatu yang tidak enak akan terjadi.
"Dah akh minggir mas, aku mau gosok gigi"
"Tidak semudah itu" walaupun samar, Gendhis dapat melihat sebuah senyum miring tercetak dibibir Reksa,
Dan detik selanjutnya,
Ia merasakan tubuh nya seperti tengah melayang di udara.
Wajar saja, wong saat ini Reksa tengah menggendong tubuh nya itu.Bugh
'Awss rasanya, tulang-tulang gw pada rontok dah'
Kedua bola mata Gendhis mengerjap lucu saat melihat Reksa yang dengan perlahan mulai membuka pakaian yang tengah dikenakannya.
'Eits bentar ini kok si Reksa malah buka baju gitu? Dia mau ngapain? '
Melihat posisi nya saat ini Gendhis langsung tersadar.
"Bentar, mas kamu mau ngapain? "
"Makan kamu" kekeh Reksa yang membuat Gendhis semakin ketakutan.
"Gak usah tegang, saya cuman bercanda"
Helaan napas lega terdengar dari Gendhis "maksud saya bercanda dengan keseriusan"
"Maaf dhis, seperti nya saya tidak bisa menahannya lagi, saya harap kamu mengerti betapa susah nya saya menahan untuk selama ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Effort And Results
Ficción GeneralReksa Mahatma Dananjayantara merupakan seorang Ceo muda yang memimpin salah satu perusahaan besar yang ada di dunia ini. Pria yang memiliki tinggi sekitar 192 meter, wajah yang tampan bak seorang dewa tubuh yang terbilang atletis harta yang begitu b...