JJKTH - JIWON|MINGYU

4.2K 491 34
                                    












*
" Ku dengar kau kemarin membawa Taehyung ke kantor mu, bahkan makan siang bersama juga diluar? "

Jeon JungKook mengangkat kepalanya dan menatap sosok JiWon di depannya dengan tenang, mengunyah pelan roti isi telur dalam kotak bekalnya yang dia bawa dari rumah, dan tentunya ada bekas gigitan oleh Taehyung di sudutnya itu, pelan. Menelan lalu mengangguk.

" Aku membawanya. "

JiWon menatap Jungkook dengan tatapan mata yang kendur, senyum tipis dia tekan dengan pelan, lalu berbisik untuk dirinya sendiri yang mana bahkan tak bisa di tangkap oleh pendengaran Jungkook.

JungKook yang hanya mendengar dengungan pelan itu lantas menatap JiWon dengan ragu. " Apakah kamu marah?"

JiWon tersentak lalu menggeleng, dengan enggan tersenyum padanya. " Tidak. Untuk apa aku marah, dia istrimu, dan dia juga tengah hamil anakmu. Wajar jika kamu ingin bersama dengannya dalam beberapa waktu, aku mengerti itu. "

" JiWon...... " JungKook menghela nafas, menutup kotak bekalnya yang bahkan belum habis itu lalu menggeser nya ke sisi meja, memilih meraih tangan JiWon dengan lembut.

" Tolong jangan marah. Aku tidak bermaksud untuk mengabaikan mu. Kemarin, pekerjaan ku sangat banyak, dan aku butuh tenaga untuk fokus akan semua itu, jadi ku pikir dengan Taehyung disini setidaknya mampu membuat ku bisa fokus sedikit. Kamu tahu aku selalu kesulitan dalam beberapa hal akhir akhir ini, bahkan hanya untuk makan pun, aku masih harus mengandalkan dirinya. Ini mungkin konyol, tapi aku tidak berbohong. Tolong percaya padaku, aku tidak memiliki maksud apapun padanya kemarin, murni hanya untuk pekerjaan. "

Sekali lagi JiWon mengangguk dan tersenyum, kali ini dia lebih percaya diri, batu kecil di hatinya sedikit bergeser ke sudut ruang dan dia mampu bernafas dengan tenang, walau tidak dengan pikirannya. Namun dia bahkan tidak mampu mengatakan apapun padanya.

Tidak tahukah JungKook bahwa perkataan nya barusan tanpa sadar telah membuktikan bahwa JiWon tidak bisa melakukan apapun untuknya? Hanya Taehyung?

JiWon sedikit menunduk, menatap tautan tangan mereka yang masih terjalin di atas meja, lalu tersenyum kecil. Dia sedikit sadar diri, kembali menatap Jungkook dan berkata, " Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan marah hanya karena hal itu, aku mengerti, percayalah. Lagipula, aku juga harus meminta maaf padamu karena tidak ada disaat kau butuh. "

" Jangan meminta maaf, aku juga mengerti dengan kondisi keluarga mu. Lalu, bagaimana dengan kondisi adikmu, apakah dia baik-baik saja? "

Garis bibir JiWon dia tekan hingga lurus, ekspresi wajah nya segera sedikit bergeser ke arah yang lain dan matanya memerah. " Dia baik. Aku dan ayah ku selalu mengawasinya, dan dia baik-baik saja. Nanti siang, aku bahkan berencana untuk membawanya cek bulanan ke rumah sakit. "

Pancaran sinar mata Jungkook juga ikut melembut, dan dia berkata dengan enggan. " Aku ingin menemani tapi sayangnya siang ini aku bahkan ada rapat dengan beberapa dewan direksi, maaf. "

" Tidak perlu repot-repot, aku bisa menanganinya sendiri, kamu- cukup fokus dengan rapat mu saja. "







*







" Aku melihat mu kemarin- "

" Melihat aku, apa? "

" Aku melihat mu makan siang berdua dengan Paman Jeon. "

Taehyung mendengus lalu membuang muka keluar jendela mobil, dia saat ini sedang berada diluar area perkantoran bersama dengan Kim MingYu.

Awalnya tadi Taehyung sedang berada di apartemen Jungkook, menonton film sambil tiduran, mendapat telepon dari dokter Lee Donghae mengenai pemeriksaan kandungan nya bulan ini. Taehyung malas dan dia tentu saja menolah dengan alasan, telah merasa baik-baik saja tanpa keluhan apapun, tapi Lee Donghae tampaknya tidak menyerah. Dokter sekaligus sahabat Ayahnya- Soohyun itu kembali berkata bahwa dia telah mendapat persetujuan baik dari Soohyun sendiri maupun Yeji. Taehyung tidak menghiraukannya, bahkan memutuskan sambungan sepihak. Katakan lah itu tidak sopan, tapi Taehyung memang dalam mood yang kurang baik. JungKook membangunkan nya di pagi buta hanya untuk membiarkan Taehyung menggigit sedikit roti isi yang telah di persiapkan sang bibi untuk dia bawa ke kantor. Setelah pria itu pergi, dia bahkan tidak bisa kembali tidur meskipun dia ingin!

O̶S̶I̶P̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang