MINGYU - JUNG | PARK

2.4K 283 33
                                    

































*

Derap langkah kaki sedikit tergesa-gesa terdengar sangat jelas di sepanjang lorong yang gelap dan sempit tersebut. Jika di perkirakan, lorong tersebut mungkin hanya bisa di lalui oleh dua pria dewasa bersisihan, itupun bahkan salah satu dari mereka harus sedikit merapatkan diri pada dinding beton dingin di sampingnya. Namun, kini si pemilik derap langkah kaki tersebut hanya muncul seorang diri, dia terus bergerak maju tanpa ragu seolah olah dia sudah tahu kemana tujuan akhir dari lorong tersebut.

Cukup jauh, karena di ujung lorong dia bahkan sekali lagi harus berbelok ke kanan sebelum akhirnya melihat sebuah pintu hitam dimana ada seorang pria tinggi besar dengan kulit gelap dan bibir tebal, mengenakan setelan mahal membawa senjata api di tangannya yang di longsongkan depan dada, menantinya dalam wajah bengis.

Sosok itu berhenti sejenak, mengeluarkan sebuah kartu nama dari balik saku celananya selagi tubuhnya di periksa terlebih dulu, memastikan bahwa dirinya tidak membawa sesuatu yang mungkin akan mengakibatkan kekacauan. Bahkan untuk sekedar pena dan ponsel pun, harus di tahan!

Melihat kartu nama dan telah memastikan tubuh itu aman, si pria kulit hitam lantas memiringkan tubuhnya untuk membuka pintu hitam di belakangnya menggunakan sidik jarinya sendiri. Segera pintu tersebut bergeser layaknya pintu lift yang canggih.

" Masuk! "

Di dalam ruangan, yang tak kalah remang tersebut terlihat cukup mengerikan, pasalnya ada banyak senjata yang tentunya ilegal di negara tersebut untuk di miliki warga sipilnya. Tergantung rapi di setiap dinding beton yang telah di lapisi kaca layaknya lemari senjata kelas atas. Sejenak dia tertegun dan tentunya iri sekaligus ngeri. Di kelilingi senjata dan juga orang orang tinggi besar berkulit hitam seperti yang dia temui di pintu tadi, dia seketika merasa sangat kecil, namun ketika mengingat dengan tujuannya datang kemari, membuatnya tidak mengurungkan niatnya untuk berhenti disana.

Sedikit membungkuk dan memberi hormat kepada sosok yang duduk di kursi kulit dalam posisi masih membelakanginya tersebut.

" Tuan Jung- Saya disini untuk bertemu dengan anda. "

Masih dalam posisi menundukkan sedikit kepalanya, dapat dia rasakan dan dilihat olehnya dari sudut matanya bahwa sosok yang sedari awal duduk di kursi kulit membelakanginya itu perlahan memutar tubuhnya menjadi menghadap padanya. Sosok itu terlihat jelas bahwa dia juga berdarah Asia bahkan Korea seperti dirinya, namun sifatnya yang arogan telah memperlihatkan bahwa dirinya bukanlah orang biasa pada umumnya.

" Oh, siapa ini, apakah itu Kim MingYu- keponakan tercintanya Kim Soohyun? "

Ketika namanya di sebutkan dan di kaitkan dengan sosok yang sangat dia kenali, dia- Kim MingYu lantas mengangkat kepalanya dan mengangguk mantap bersama dengan senyum tipisnya yang sedikit memperlihatkan gigi gingsul nya yang selama ini menjadi ciri khas seorang dirinya.

" Ya, itu saya- Tuan Jung.! "

Sosok yang di serukan sebagai Tuan Jung juga ikut tersenyum tipis, tapi tidak benar-benar menanggapinya dengan serius, sebaliknya jarinya justru sibuk mengusap punggung tupai kecil di pahanya yang sibuk menggerogoti sebutir kacang pinus. Selagi dia mengusapnya, dia lantas berkata pelan namun itu sudah lebih dari cukup di dengar jelas oleh mereka semua yang berada di dalam ruangan tersebut.

" Ku rasa, aku tidak memiliki hubungan denganmu, lalu- apa yang membuatmu jauh-jauh datang mencari ku ke tempat sempit ini? "

Kim MingYu sedikit menelan ludah nya sendiri dengan perasaan sulit, menyembunyikan perasaan gugup yang melandanya saat ini dengan mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh. Sebisa mungkin dia mencoba untuk tetap membuat nada suara nya terdengar stabil.

O̶S̶I̶P̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang