JJKTH ⁶

3K 423 63
                                    

















*

Selama seminggu belakangan ini, Taehyung merasa sangat pusing, dia ingin bertukar marah dan bahkan ingin menemukan objek tak berguna untuk di jadikan bahan percobaan misalnya, mencekiknya sampai mati, mungkin. Bagaimana tidak, sejak hari dimana dia dan Jeon JungKook ribut di taman, Taehyung sebisa mungkin terus mencoba untuk tidak bertemu dengannya. Pasalnya Taehyung sedang tidak mood untuk di ajak bicara apalagi harus di desak seperti sebelumnya oleh JungKook. Taehyung hanya merasa belum siap untuk membongkar rahasianya itu.

Taehyung tidak mengerti, berpikir antara gila atau apa yang tengah merasuki diri JungKook. Pasalnya selama seminggu belakangan ini pula Jungkook tidak pernah absen untuk mengirimkan buket bunga indah ke rumah besar Kim yang sudah amat jelas itu di tujukan kepada Kim Taehyung. Soohyun saja harus selalu menahan rasa gondok setiap kali pelayan datang membawa buket bunga tersebut ke dalam rumah. Pernah sekali, saat itu hanya ada dirinya di teras rumah ketika seorang kurir paket datang, dan dialah yang harus menerimanya. Tepat sang kurir pergi, buket bunga secara otomatis dia lemparkan ke tempat sampah.

Sekalipun Bunga terus berdatangan, Kim Taehyung tidak pernah menyentuhnya, dia hanya akan melirik dan melengos acuh. Baginya, itu sama sekali tidak romantis, dan terlebih lagi dia bukan seorang wanita yang harus selalu di kirimi bunga. Sebaliknya bunga itu akan di atur oleh Yeji untuk menghiasi ruangan yang masih kosong.

Kini, ketika hari sudah menjelang sore, Kim Taehyung yang sudah rapi bersiap untuk pergi keluar. Karena ulah Jungkook, Taehyung selalu merasa di teror olehnya dan tidak berani keluar rumah dibuatnya. Kini dia sudah merasa sangat bosan. Jimin di kabarkan tengah pergi keluar negeri bersama keluarganya, entah urusan apa, Taehyung tidak bisa mendengarnya kala itu, MingYu bekerja, dia tahu perusahaan Ayah nya akhir akhir ini semakin sibuk, menjelang peluncuran produk baru, semua karyawan di tuntut untuk bekerja ekstra dibuatnya.

" Bi, jika nanti Ibu pulang dan menanyakan ku, katakan aku pergi keluar sebentar dan kembali sebelum jam makan malam. "

" Baik tuan. "

Di karenakan Yeji dan Soohyun belum kembali, Taehyung hanya bisa menitip pesan kepada kepala pelayan di rumah tersebut. Membawa kunci motor, Taehyung siap meluncur ke jalanan. Tidak peduli dengan kondisi perutnya yang kini sudah mulai membulat dan hanya di tutupi oleh jaket kebesaran, Taehyung tampak masih nyaman nyaman saja mengendarai motor sport hitam besarnya tersebut. Tujuannya kali ini adalah kedai roti madu dimana dia membeli terakhir kali. Peduli setan dengan JungKook yang mengatakan bahwa jika benar pemilik tubuh ini sebelumnya tidak menyukai segala jenis hidangan berbau madu!

Tidak jauh, dan kebetulan hari yang sudah mulai sore membuat suasana tampak cukup nyaman. Kendaraan belumlah begitu ramai, Taehyung sengaja mengambil jalan pintasan yang dia pelajari dari google map tadi di rumah. Memarkirkan kendaraan nya di parkiran, Taehyung dengan santai melenggang masuk ke dalam kedai tersebut. Hanya ada empat pengunjung di dalamnya, tiga di antaranya menikmati hidangan di tempat dan satu lainnya tampak masih memilih menu di etalase kaca. Taehyung pun ikut bergabung, tapi dia tidak perlu memilih, pasalnya sejak dia di rumah, tujuannya kemari adalah membeli kue madu.

" Tuan, ada yang anda minati? "

" Ya. Kue madu satu. Dan satu lagi di bungkus."

" Baik! Silahkan mencari tempat dan menunggu sejenak? "

Taehyung berbalik, mengambil bangku acak yang kebetulan paling dekat dengan kipas angin. Melihat orang orang yang masih menikmati kue nya disana membuat Taehyung juga ingin langsung memakan kue madu itu di tempat. Mengeluarkan ponselnya, bermain game sejenak. Sejak dia berada di dunia ini, tidak begitu banyak orang yang dia kenali, bahkan yang bisa dia ajak bicara santai pun mungkin sejauh ini hanya Ayah Ibunya, Jimin dan juga Minggu. Untuk JungKook, tolong jangan di masukkan, anggap saja dia adalah seekor lalat yang tak sengaja mengganggu sesi istirahat mu.

O̶S̶I̶P̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang