O̶S̶I̶P̶

JJKTH

*

Pagi itu, kondisi rumah besar Kim di kejutkan oleh kedatangan Jeon JungKook di pintu rumah. Sang pelayan utama di rumah tersebut adalah yang pergi membukakan pintu untuknya, dan dia juga hampir saja terkena serangan jantung ketika melihat wajah tampan JungKook tapi dengan wajah datar nyaris menyeramkan jurus andalannya itu.

" T-Tuan Jeon? Silahkan masuk tuan-

Jeon Jungkook pun tanpa sopan segera masuk ke dalam. Suasana masih sepi, hanya ada beberapa pekerja yang tampak baru akan memulai pekerjaannya.

JungKook baru saja berbelok ke arah tangga disaat suara si pelayan tadi kembali menyapanya-

" -Tuan Jeon, apakah perlu saya bangunkan Tuan besar? Atau mau saya siapkan kopi-

" Tidak perlu. " Tanpa menyebutkan alasannya, JungKook tetap melanjutkan langkah kakinya menaiki tangga menuju lantai atas.

Sangat hafal dengan pintu ruangan di rumah tersebut, Jeon JungKook bahkan tidak ragu untuk pergi membuka pintu bercat putih di sisi barat rumah tersebut yang kebetulan tidak terkunci.

JungKook mendengus dingin, netra gelapnya segera di sambut oleh pemandangan biru laut yang mendominasi di dalam ruangan tersebut. Tapi bukan itu yang membuatku hampir goyah, yakni sosok yang masih terbaring malas di atas ranjang besarnya di tengah tengah ruangan tersebut.

Melangkah mendekati nya, dengan langkah pasti tapi tidak menimbulkan bunyi, Jeon JungKook berhasil berdiri tepat di sisi samping tidur tanpa harus membangunkan si pemilik ruangan.

Untuk sesaat Jungkook terdiam. Melihat wajah damai nan polos milik Taehyung seperti ini, bisa di katakan adalah pertama kalinya dia lakukan. Bahkan dulu disaat mereka terlibat hubungan semalam pun, paginya Jungkook tidak Sudi melakukan hal ini, karena menurutnya wajah anak itu sangat sangat membuatnya marah. Tapi kali ini sebaliknya, JungKook bahkan mampu bertahan disana tanpa perasaan apapun yang mengganggunya sampai akhirnya dia tersadar akan tujuannya datang ke rumah tersebut di pagi buta seperti ini.

Wajahnya yang semula kosong segera datar, tangannya tanpa perasaan pun dengan kejam menarik selimut yang semula menjadi tameng kenyamanan bagi si empu yang masih bergeming nyaman di dalamnya.

Selimut di tarik paksa sampai lepas, Kim Taehyung yang di bangunkan dengan sangat tidak sopan itu tentu saja kaget sekaligus marah. Menatap nyalang pada sosok si pelaku kejahatan. Tapi setelah melihat nya, bukannya apa, Taehyung langsung pusing.

" Apa yang kau lakukan di kamarku, bajingan! Aku, sial! Haruskah aku bermimpi kesialan macam dirimu di pagi butaku yang indah? "

Taehyung belum sepenuhnya pulih, dia pikir sosok Jungkook yang dia lihat hanyalah sebagian dari ilusi dari mimpinya yang belum sudah.

" Bangun, bocah! "

Kedutan di kening Kim Taehyung semakin dalam, apakah suara di mimpi bisa terasa sangat nyata? Memikirkan kemungkinan besar akan terjadi, Kim Taehyung dengan spontan membuka kedua matanya lebar-lebar, bertepatan dengan wajah JungKook yang semakin membesar di depan wajahnya, sontak Taehyung terkejut bukan main, dan secara refleks melayangkan pukulan padanya. Namun JungKook dengan tangkas menangkis serangan tersebut tapi sebaliknya Taehyung lah yang meringis kesakitan.

" Brengsek-

Umpatan Taehyung terhenti di detik berikutnya ketika Jungkook yang sudah lagi tidak memiliki kesabaran Manarik Kim Taehyung, memaksanya berdiri dan mengangkat tubuhnya ke atas pundak layaknya tengah membopong karung beras.

" Akh! Apa yang kau lakukan bajingan! Lepaskan aku! Lepaskan aku!! "

JungKook seakan tuli dengan setiap umpatan serta makian yang di layangkan Taehyung padanya, bahkan pemuda manis itu juga tak tanggung-tanggung terus memukul punggungnya dengan kekuatan tak terkira. Jujur, itu cukup membuatnya ngilu, oleh karena itu pula, JungKook tanpa sadar juga ikut melayangkan pukulan ke pantatnya yang mana membuat Taehyung berhenti mengoceh, kepalan tangannya mengacung gemetar dan matanya terbuka lebar bersamaan dengan mulutnya yang menganga tak percaya atas apa yang barusan Jungkook lakukan padanya.