Bab 32: Dikejar Musuh

35 2 1
                                    

Seminggu kemudian ...

Dores mendapat laporan dari seorang Polisi, di mana ada salah satu polisi yang diam-diam bekerja di bawah kuasa Edgar.

“Tuan, ada dokumen penting dari Mr. Luciano.” Dores meletakkan amplop coklat yang cukup tebal di atas meja Edgar.

Edgar meraih benda itu lalu membaca isi catatan tersebut satu persatu tanpa terlewatkan, kemudian dia mencampakkan kumpulan kertas putih itu hingga berserakan.

“siapa yang melakukan itu, Dores?” tanya Edgar dengan suara tenang namun matanya tidak dapat berbohong, ada tatapan membunuh yang sangat kentara di sana.

“saya sedang menelusuri, tuan.” jawab Dores sambil menunduk.

“kau lihat jika itu laporan perusahaan asli?” tanya Edgar dengan rahang mengetat.

“Ya, tuan.” sahut Dores, dia sendiri telah membaca isi dari dokumen itu sebelumnya.

Mr. Luciano mengatakan jika ini adalah masalah serius, karena itu Dores segera memeriksanya sebelum melapor kepada Edgar.

“cari tahu siapa pengkhianat itu dan bawa tubuhnya hidup-hidup di hadapanku,”

“Dores, hanya kau yang mengetahui rahasia penting seperti itu, jika kau gagal maka isi kepalamu yang akan saya keluarkan.” desisnya dengan tatapan tajam.

“saya akan menangkap pelakunya, tuan.” jawab Dores dengan suara gemetar.

Seketika Agatha berkeringat di tempat duduknya. Ia diam-diam meraih ponsel dan mengirim pesan kepada Alan.

“Agatha, tolong input data ini.” ucap Edgar dengan suara berat.

Agatha berdiri dengan langkah gontai, dia berusaha menguatkan pijakan kakinya agar tidak tumbang di hadapan Edgar.

Sedikit gemetar ia meraih dokumen itu namun tiba-tiba saja Edgar meraih pergelangan tangannya.

Sontak Agatha menjatuhkan dokumen itu hingga berhamburan di lantai.

“Ada apa?” tanya pria itu dengan tatapan dingin.

“Ya?” cicit Agatha gelagapan.

“wajahmu terlihat pucat dan tanganmu terasa dingin,” ucap Edgar meremas lembut telapak tangan Agatha.

“Aduh!” Agatha reflek memegang perutnya ... “perutku terasa kram, sepertinya karena siklus bulanan,” ucapnya menelan ludah.

Edgar mengernyit,

“Apa itu?” tanyanya menelisik wajah Agatha.

Sekarang Agatha semakin berkeringat dingin karena bingung bagaimana menjelaskan kepada Edgar.

“Itu—setiap wanita mengalami siklus bulanan,” ... “Em—kau tahu jika seseorang PMS?” Agatha berbicara terbata.

Namun Edgar sepertinya masih belum paham apa yang di maksud oleh Agatha.

“kau tahu di mana setiap wanita akan mengeluarkan—”

“darah?” sahut Edgar sebelum Agatha menyelesaikan pembicaraannya.

“Ya, itu benar. Gejalanya sedikit tidak baik dan—Ya sedikit sakit,” ... “tapi ini sungguh tidak apa-apa.” lanjut Agatha.

Edgar menarik Agatha untuk kemudian duduk di pangkuannya,

“tubuhmu terasa dingin, apa sesakit itu?” bisiknya di helaian rambut Agatha.

Hm, itu sangat normal, Ed.” jawab Agatha gugup, dia takut jika Edgar mengetahui kebohongannya.

The Bastard's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang