Bab 43: Bertemu Teman

28 1 0
                                    

Edgar tertawa lepas karena Agatha terlihat kesulitan meraih ponsel dalam genggamannya.

Dia langsung menyimpan ponsel itu kedalam saku celananya, membuat Agatha semakin frustasi.

“Hapus video itu.” desis Agatha dengan berkacak pinggang berdiri di hadapan Edgar.

Bukan merasa takut, tapi Edgar semakin terkekeh karena Agatha yang tidak sadar jika bathrobe yang ia kenakan kini terbuka, menampakkan tubuhnya yang hanya mengenakan bra dan dalaman.

“Kau terlihat seksi sekarang,” ujar Edgar dengan tatapan lapar.

“Aku serius, Edgar!” seru Agatha.

“Aku juga serius, sayang.” sahut Edgar dengan tatapan penuh arti.

Agatha mengernyit lantaran mata pria itu menatap tubuhnya dengan sangat intens.

“EDGAR‼! MESUM‼!” Agatha kembali berteriak kala matanya melirik bagian bathrobenya yang tersibak.

Pria itu kembali tertawa. Agatha dengan langkah lebar menghampiri Edgar siap menghajar wajahnya yang puas mengejek Agatha.

“Kau memang gila!” Agatha berusaha memukul Edgar, namun pria itu berhasil menangkap tangan Agatha.

Dia mendorong Agatha hingga jatuh di atas sofa. Edgar tidak lagi tertawa, tatapannya berubah tajam menghunus.

“Ed ...” Agatha berusaha mendorong tubuh Edgar dari atas tubuhnya. Tapi pria itu justru memposisikan tubuhnya lebih nyaman di atas tubuh Agatha.

“Jangan macam-macam, aku lulusan tae kwon-do.” desis Agatha dengan perasaan deg-degan.

“Aku berusaha untuk takut,” Ejek Edgar. Ibunya jarinya mengusap bibir Agatha yang menjadi pusat perhatiannya.

“Aku bersungguh-sungguh,” bisik Agatha.

Tapi bukannya menanggapi, Edgar sedikit menunduk dan menempelkan bibirnya di atas bibir Agatha—hanya menempelkan.

“Kalau begitu coba singkirkan aku, baby.” bisiknya sembari menggoda bibir Agatha dengan bibirnya.

Agatha mencoba untuk bergerak tapi mustahil tubuhnya terkunci di bawah tubuh Edgar.

Dia tidak bisa lagi menahan, Edgar mencium bibir itu. Awalnya hanya kecupan kecil yang berubah menjadi ciuman bergairah.

Tangan Edgar menyusup masuk di balik bathrobe, lalu meraih pinggang Agatha untuk semakin merapat pada tubuhnya.

Setiap kali menyentuh wanita itu fokusnya hilang entah ke mana.

Dan kesempatan ini di gunakan Agatha untuk menekuk lututnya hingga mengenai bagian sensitif Edgar.

“Aw …”

“Rasakan!”

Agatha segera berdiri, dia memperbaiki kembali posisi bathrobenya dan meninggalkan Edgar yang mengadu kesakitan.

“Segera hapus video itu.” ucap Agatha sambil berlalu.

“Akan memakan waktu yang lama,” jawab Edgar dengan wajah polos.

“Ya?” Agatha berhenti lalu menoleh … “Apa maksudmu?”

“Video dan fotomu hampir memenuhi seluruh memori ponselku. Jadi akan sangat lama jika harus di hapus.” ucapnya tersenyum iblis.

Agatha menghela nafas, percuma saja berdebat dengan Edgar.

***

Hari yang di tunggu akhirnya tiba juga. Semua orang sibuk menyambut hari perayaan ulang tahun MATEO Company, tak terkecuali dengan Diego serta Marie yang tiba di Milan saat masih pagi buta.

The Bastard's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang