Adriana tampak sedikit gelisah, namun dia harus segera memberi tahu kepada Agatha selagi Edgar sibuk dengan teman-temannya.
“Agatha, Alan tengah bersamaku.” bisiknya mencoba tersenyum agar Edgar berpikir mereka sedang mengobrol biasa.
Jarak mereka dengan Edgar mungkin sekitar satu meter dan hal itu membuat Adriana merasa berkeringat dingin.
Seketika pupil mata Agatha melebar namun lirikan mata Adriana membuat wanita itu tersadar dan mengubah raut wajahnya yang sedikit kaget.
“Bagaimana—” Agatha menggantung ucapannya dan menelisik mata Adriana yang terlihat gelisah.
“Dia yang kau maksud kekasih?” tanya Agatha.
“Ya, kami datang untuk menyelamtakanmu,” bisik Adriana.
Keduanya masih lanjut berbisik.
Kata sambutan dari Edgar membuat sejumlah orang bertepuk tangan. Semua orang fokus pada pria itu, bahkan dari kejauhan auranya memang luar biasa kuat. Dari tempatnya berdiri Agatha tersenyum kepada pria itu, senyum yang sulit di artikan.
“Aw ...” Adriana dan Agatha sontak menoleh ketika seorang pelayan tak sengaja menginjak ujung gaun Andrian dan menyebabkan wine di atas nampan tumpah ke gaun Adriana.
“Maaf, maaf.” pelayan itu ternyata Delila. Orang yang beberapa waktu lalu membantu Alan untuk memberi secarik kertas kepada Agatha.
Adriana menolak saat Delila mencoba membersihkan gaun wanita itu.
“Tidak perlu, biarkan aku mengurusnya.” ucap Adriana dengan senyum lembut.
“Kau ingin kubantu?” Agatha mendampingi Adriana menuju kamar mandi.
...
“bagaimana ini, di luar ada banyak bodyguard?” tanya Agatha sedikit panik.
Mereka kini sudah berada di dalam kamar mandi. Jujur saja Agatha sangat takut dengan ide gila Adriana.
Dia takut Edgar akan membunuh siapapun yang berani mengusiknya.
“Tidak Agatha, kami sudah menyiapkan segalanya.” bisik Andriana.
Dia bergerak cepat melepaskan gaunnya begitu juga dengan Agatha.
Adriana menyembunyikan gaun Agatha di dalam tong sampah beserta ponsel wanita itu.
...
Dengan lorong yang sedikit temaram , para bodyguard sama sekali tidak merasa curiga ketika Agatha keluar dari sana menggunakan gaun Adriana yang tampak kotor di bagian bawah.
Tampilannya, serta riasannya juga diubah hingga menyerupai Andriana. Terlebih lipstik merah darah yang melekat di bibirnya, membuat beberapa orang akan berpikir bahwa itu memang Adriana.
Agatha berkeringat dingin ketika melewati pintu belakang. Para bodyguard sempat menahan Agatha namun untungnya Alan segera datang dan mengatakan jika Adriana datang bersamanya, dia juga menunjukkan undangan barcode kepada para bodyguard untuk meyakinkan.
Sementara Adriana sendiri mengambil kesempatan untuk keluar ketika kamar mandi sedikit ramai. Dia sudah mengenakan gaun lain dan tatanan rambutnya di ubah.
Semua terjadi begitu cepat, tidak ada yang menyadari jika Agatha dan Adriana telah berhasil keluar dari gedung itu, dan sekarang mereka berada satu mobil menuju tempat Alan.
Walau begitu Agatha merasa gelisah, kepalanya setiap menit akan menoleh ke belakang memastikan tidak ada yang mengejar mereka.
Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila mereka tertangkap oleh Edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard's Secret
Romance21++ ***Cerita ini mengandung unsur dewasa*** Kematian Ludovic cukup mengagetkan orang-orang sekitarnya. Seorang pengusaha kaya yang di kenal tegas dan berwibawa. Penyebab kematiannya masih menjadi misteri. Pria yang sudah berumur setengah abad itu...