Bab 28: Mimpi Buruk

35 1 0
                                    

“Ini di mana?” Agatha berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, namun tertahan oleh lengan Edgar yang kuat memeluk tubuhnya.

“Ed?” Agatha mencoba memanggil pria itu.

“Bukankah kau susah tidur?” bisik Edgar.

Dulu di masa kecil jika susah tidur Edgar akan berlari ke kamar orang tuanya untuk di peluk dan itu biasa berhasil membuatnya tertidur. Kini hal yang sama ia lakukan kepada Agatha.

Tangannya mengelus kepala Agatha yang berada dalam dekapannya, lambat laun wanita itu jatuh ke alam mimpi.

...

Agatha dan Sandra berlari mengejar kupu-kupu hingga mendekati jalan raya.

“Sandra, Agatha. Jangan berlari hingga ke jalan raya!” teriak wanita cantik yang merupakan ibu Sandra.

Kedua anak gadis itu mengabaikan teriakan ibu Sandra.

“Aggie, cepat tangkap!” teriak Sandra yang duduk di pinggir jalan karena kelelahan.

“Ini terlalu tinggi, Sandra. Kita membutuhkan kayu.” ucap Agatha yang berusaha meraih kupu-kupu yang bertengger di pucuk daun.

Namun tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di hadapan mereka.

“Agatha, ayo masuk!” teriak seorang wanita cantik dari dalam mobil

“Yah …” Agatha menjatuhkan bahu tanda kecewa.

“Sandra, aku akan kembali lagi besok!” teriak Agatha melambai sesaat sebelum masuk mobil.

Namun belum jauh dari persimpangan, begitu mobil yang di tumpangi Agatha dan dua orang dewasa itu akan membelok, di sinilah kecelakaan itu terjadi.

Dari kejauhan terlihat truk dengan kecepatan tinggi menabrak mobil keluarga Agatha hingga mengalami kehancuran yang parah lalu kemudian meledak dalam kobaran api.

Argghhh!!!

...

“Agatha, hei!” Edgar mengelus pipi Agatha yang tiba-tiba terbangun setelah berteriak.

Wajahnya terlihat pucat dan nafasnya memburu.

“Mimpi buruk?” tanya Edgar mengelus punggungnya berusaha menenangkan.

Dia segera mengambil gelas dari nakas yang berisi air lalu menyodorkannya kepada Agatha.

Agatha mengusap wajah, dia sudah berulang kali memimpikan hal yang sama.
Di suatu hari Agatha bahkan pernah menanyakan perihal mimpi ini kepada Sandra, tapi sahabatnya itu menjawab jika mimpi hanyalah bunga tidur.

“Apa begitu menakutkan?” tanya Edgar menelisik wajah Agatha.

“Entah. Hanya saja aku tidak mengenal mereka,” jawab Agatha mengernyit.

Edgar menatapnya dengan rasa penasaran,

“Aku berada di dalam mobil dengan dua orang dewasa. Dan—mobil itu meledak,” ucap Agatha berusaha mengingat tapi kemudian kepalanya terasa berdenyut.

“sepasang suami istri?” tebak Edgar,

“Ya, sepertinya begitu.” Agatha mengangguk.

“kau pernah mengalami kecelakaan saat kecil?” Edgar masih bertanya untuk mengorek ingatan Agatha.

“Tidak,” Agatha menggeleng tidak yakin.

“Aku tidak pernah mengalami hal buruk seperti itu,” ucapnya menatap Edgar bingung.

The Bastard's Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang