40. Madness

140 17 14
                                    

Entah apa yg harus diungkapkan Taehyung saat mendengar suara Seokjin dalam panggilan telpon itu. Dia tak dapat lagi mengungkapkan perasaannya, bercampur antara rindu dan amarah karna Seokjin tidak pernah lagi menampakan batang hidungnya setelah meninggalkannya di panti asuhan.

"Hyung.. "

"Taehyung-ah! Keluarlah.. aku menunggumu, aku ingin bicara"

Mendengar itu Taehyung bergegas berlari keluar rumah, dia berlari menyusuri halaman yang sangat luas nan sunyi itu, hingga akhirnya dia keluar dari gerbang utama.

Dengan cepat dia menoleh ke sekeliling mencari Seokjin, hingga dia melihat sebuah mobil berwarna putih terparkir di bawah sebuah pohon besar yg berjarak agak jauh dari pintu gerbang itu.

Dengan perlahan, Taheyung berjalan menghampiri mobil putih itu.

Hingga saat langkahnya semakin mendekat, pintu mobil itu terbuka dan sosok yang paling ia rindukan akhirnya keluar, dengan wajah yang menampilkan sorot penuh luka dan kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga saat langkahnya semakin mendekat, pintu mobil itu terbuka dan sosok yang paling ia rindukan akhirnya keluar, dengan wajah yang menampilkan sorot penuh luka dan kelelahan.

"Hyung.. " sapa Taehyung pelan, suaranya serak seperti menahan tangis.

 " sapa Taehyung pelan, suaranya serak seperti menahan tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Taehyung-ah.." jawab Seokjin, matanya berkaca-kaca, menyimpan beban yang ia coba simpan rapat selama ini.

Taehyung segera berlari dan memeluk Seokjin. Tak dapat dipungkiri, semua amarah yang Taehyung pendam kini sirna saat dia melihat lagi sosok yang paling dia tunggu saat ini tengah memeluk erat dirinya.

"Hyung.. aku merindukanmu, kenapa kau tidak pernah menemuiku lagi? Aku menunggumu" ujar Taehyung yang pecah dalam tangisnya.

Seokjin semakin mengeratkan pelukannya itu, melampiaskan rasa rindu dan rasa bersalahnya pada sang adik, "Maafkan aku Taehyung-ah, aku sedang berusaha membereskan semua kekacauan keluarga kita, dan aku tidak bisa menemuimu karna aku tidak ingin Namjoon dan ayah tau dimana aku menyembunyikanmu. Tapi sepertinya apa yang aku lakukan sia-sia. Maafkan aku.."

Hingga beberapa menit mereka melepas rindu dalam pelukan itu, kemudian Seokjin melepaskan pelukannya, menangkup wajah Taehyung dengan kedua tangannya lalu menatapnya dalam-dalam.

Just Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang