62. Disenchanted

67 16 4
                                    

Jieun dan Jungkook saling bertatapan dengan mata penuh kepanikan.

Kemudian suara seorang pria diluar itu mencoba memanggil lagi seraya mengetuk pintu "Tuan?"

Dengan cepat, Jungkook mengangkat tubuh Jieun yang masih duduk di atas meja dan menurunkannya. Dengan raut panik Jungkook melirik ke kanan dan kiri, mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

Dia meraih tangan Jieun lalu menariknya ke pojok ruangan, di balik rak bunga yang penuh tanaman. Mereka berjongkok di sana, bersembunyi di balik dedaunan yang rimbun.

"Bersembunyilah dulu di sini. Di mana rumahmu? Aku akan segera kembali dan mengantarmu pulang," bisik Jungkook.

"Ti-tidak perlu, aku punya urusan di si-" Jieun belum sempat menyelesaikan kalimatnya saat Jungkook menutup mulutnya dengan mengejut, memberi isyarat untuk diam saat tiba-tiba pintu terbuka dengan suara berderit.

"Tuan? Kau di sini?" panggil suara dari pintu yg terbuka.

Dengan lirih, Jungkook berbisik ke telinga Jieun, "Tunggu aku di sini, oke? Aku akan segera kembali." Tanpa menunggu jawaban, dia bergegas pergi, meninggalkan Jieun yang masih terjongkok di balik rak tanaman.

"Ya, aku di sini.." sahut Jungkook dengan lantang.

Jungkook menghampiri seorang pelayan pria yang berdiri di ambang pintu yg sejak tadi mencarinya.

Setelah memastikan Jieun aman, Jungkook keluar dan menutup pintu rumah kaca itu dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang menyadari keberadaan Jieun di dalam.

"Tuan, apa yang Anda lakukan di dalam rumah kaca tua itu? Perjodohan raja akan segera dimulai," tanya pelayan tersebut dengan nada penasaran.

Jungkook tertawa canggung. "Aku hanya beristirahat sebentar dan minum beberapa gelas soju." jawabnya sambil menggaruk kepala, menahan gelisah.

Pelayan itu memperhatikannya sejenak, lalu menyipitkan mata. "Tuan... apakah Anda memakai lipstik?" tanyanya ragu-ragu, tapi segera meralat.

"Ma-maaf, maksudku... lipstik Anda sedikit berantakan, Tuan."

"Apa maksudmu?" Jungkook menghentikan langkahnya dan buru-buru mengeluarkan ponsel dari sakunya. Dengan cepat, dia membuka kamera depan dan melihat refleksi dirinya.

Mata Jungkook melebar ketika melihat noda lipstik merah yang menempel di bibirnya, menyebar hingga ke sisi-sisinya, seperti anak kecil yang baru saja selesai makan es krim.

"Astaga," gumamnya, buru-buru menghapus bekas lipstik dengan ibu jarinya.

Pelayan di sebelahnya menahan tawa, tapi Jungkook segera memperingatkannya, "Jangan bilang ke siapa pun soal ini."

Pelayan itu hanya mengangguk, berusaha menahan senyum, "Tentu, Tuan."

Mereka pun melanjutkan perjalanan ke dalam rumah besar itu. Jungkook disambut oleh beberapa anggota keluarga Tuan Lee yang telah menunggu di ruang utama.

"Selamat malam, Jungkook-ssi. Kau sudah tumbuh dewasa," sapa Tuan Lee dengan ramah, menjabat tangan Jungkook.

"Selamat malam, Tuan Lee," balas Jungkook sambil tersenyum sopan.

"Aku terakhir melihatmu ketika kau masih bayi. Dulu, Jieun sering bermain di taman belakang istana, dan kami selalu melihat ibumu menjemur dirimu setiap pagi di sana," kenang Tuan Lee, memandangi Jungkook dengan kagum.

"Sekarang kau sudah tumbuh dewasa dan tampan, seperti ayahmu."

Jungkook hanya tertawa kecil, tak tahu harus berkata apa. Tak lama, seorang pelayan wanita muncul dan mengumumkan bahwa makan malam sudah siap.

Just Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang