Prolog

2.2K 174 85
                                    

Jam menunjukkan pukul 11:00 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul 11:00 malam.

Hujan yang tak kunjung reda sejak siang hari membuat malam di ibu kota Hongwon terasa semakin dingin. Namun, hawa dingin tak mampu menyentuh bagian dalam Klub Habano, salah satu klub terbesar di kota yang hanya didatangi oleh kaum elite dan para mafia.

Di dalamnya, kehidupan berlangsung jauh dari sunyi, seolah dunia luar tak berarti.

Lampu sorot berwarna-warni menari di udara, bersaing dengan dentuman musik yang mengguncang tiap sudut ruangan. Asap rokok memenuhi udara, bercampur dengan aroma minuman keras dan parfum mahal. Lantai dansa dipenuhi wanita-wanita yang meliuk dalam tarian erotis, sementara pria-pria yang duduk di sofa mewah mengamati dengan sorot mata puas, ditemani segelas anggur di tangan mereka.

Cukup menggambarkan betapa memeriah dan liarnya tempat ini.

Di table VIP terlihat Min Yoongi yg tengah duduk santai meminum segelas anggur ditemani dengan 2 orang pelayan wanita di sisinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di table VIP terlihat Min Yoongi yg tengah duduk santai meminum segelas anggur ditemani dengan 2 orang pelayan wanita di sisinya.

"Aissh..aku bosan dengan pelayan-pelayan ini, sudah beberapa hari ini kalian yg melayaniku bukan?" Tanya sang pria berkulit putih pucat itu pada 2 orang wanita yg duduk disampingnya yg tengah memegangi botol wine.

Kedua wanita itu hanya terdiam menatap satu sama lain dan menunduk.

"Jiroo! katakan pada nyonya Gwe bawakan aku pelayan lain dan bawa pergi 2 wanita membosankan ini" perintahnya pada seorang pria tegap yang berdiri di belakangnya.

Jiroo mengangguk cepat, lalu pergi melaksanakan titah sang tuan. Tanpa berkata apa-apa, kedua pelayan itu juga segera meninggalkan meja VIP.

Ya, kira-kira sudah 15 menit Yoongi duduk seorang diri seraya menunggu pelayan barunya, hingga akhirnya dia merasa bosan dan beranjak dari tempatnya lalu melangkahkan kakinya pergi ke lantai 2 menuju balkon, karna disana satu-satunya tempat yg paling tenang di klub ini.

Yoongi menghela napas panjang.

Sudah lima belas menit berlalu sejak dia sendirian, menunggu pelayan barunya. Tapi, rasa bosan segera merayapi dirinya.

Dengan tatapan datar ia beranjak dari kursinya, melangkah menuju lantai dua, ke balkon yang sepi. Satu-satunya tempat di klub ini di mana ketenangan masih bisa ditemukan.

Saat tiba di balkon, Yoongi berdiri menyandarkan diri pada pagar, menatap kota Hongwon yang tampak bersinar dalam kabut dingin.

Ia menghela napas, "Huft... dingin sekali," gumamnya pelan, meniup telapak tangan dan menggosok-gosokkannya untuk mengusir dingin yang merayap ke kulit.

'Tukk'

     'tukk'

Suara langkah kaki memecah keheningan. Yoongi menoleh perlahan, matanya tertarik pada bunyi high heels yang mendekat dibelakangnya.

 Yoongi menoleh perlahan, matanya tertarik pada bunyi high heels yang mendekat dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita melangkah perlahan ke arahnya, sosoknya samar di bawah cahaya temaram.

Yoongi memperhatikan setiap gerakannya, setiap detail dari wanita itu. Rambut pirangnya jatuh lembut di bahu, dan tubuhnya dibalut dalam dress pelayan yang tampak berbeda dari pelayan yg lain.

Namun, ada sesuatu yang aneh. Wanita itu tampak tidak nyaman, langkahnya ragu-ragu, seolah-olah kostum yang dikenakannya tak sesuai dengan dirinya.

"Sepertinya dia tidak terbiasa dengan penampilannya itu, apakah dia pelayan baru di tempat ini?" tanya Yoongi dalam benaknya yg tak henti-hentinya menatap wanita itu.

Wanita itu terus berjalan mendekat, dengan kepala menunduk, berusaha menyeimbangkan langkahnya di atas lantai balkon yang licin.

Akhirnya, ia berhenti beberapa inci dari Yoongi yang masih bersandar santai pada pagar, mengamati dengan mata tajamnya dari ujung kepala hingga ujung kaki yg membuat wanita itu semakin canggung dan tak berani menatap Yoongi.

"Se-selamat malam, Tuan," suara wanita itu bergetar.

"Nama saya Shin Sekyung, pelayan baru di Klub Habano. Malam ini saya ditugaskan untuk melayani Anda. Jika ada yang Anda butuhkan..." Seluruh kata yang tersisa di tenggorokannya bak lenyap, saat ia memberanikan diri mengangkat wajah dan menatap Yoongi,

Tatapan Yoongi membuatnya tercekat, entah apa yg ada dipikiran wanita itu saat dia menatap Yoongi.

Sedangkan Yoongi, yang sudah terbiasa dengan segala sesuatu yang palsu dan dibuat-buat, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang berbeda dari wanita di hadapannya.

Matanya memindai seluruh sosoknya dengan intensitas yang sulit dijelaskan.

"Ada apa? Apa kau kedinginan?" tanya Yoongi dengan nada dingin, tapi kali ini ada secercah rasa ingin tahu yang menyelip dalam suaranya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang