50. Once Again

167 26 10
                                    

Shangri-La Hills.
Boju City, 11:00 AM

Yoongi berdiri di depan jendela dengan tatapan kosong, matanya menyapu pemandangan yang ada di luar, tetapi pikirannya jauh melayang. Setiap detik yang berlalu seperti menggerogoti dirinya, menambah kecemasannya terhadap Sekyung, istrinya yang kini entah berada di mana.

Bayangan Sekyung yang mungkin sedang menghadapi bahaya, sendirian dan tak berdaya, membuat dada Yoongi terasa sesak. Namun, sebagai sosok yang biasa memendam perasaan, dia tetap berdiri kaku tanpa menunjukkan emosi yang meluap.

Kai melangkah masuk, langkahnya cepat namun diselingi kecemasan yang terlihat jelas di raut wajahnya. "Yoongi-ssi, kita harus segera ke istana. Waktu kita sangat terbatas," ujarnya dengan nada tegas namun penuh pengertian. Dia tahu Yoongi bukan orang yang mudah dipaksa, terlebih saat ini. "Masuklah ke mobil, sudah satu jam kita menunggu, ini semakin berbahaya."

Pria bermarga Min itu hanya diam tak bergeming, rasa cemas dan takut akan kondisi istrinya diluar sana semakin menyelimuti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria bermarga Min itu hanya diam tak bergeming, rasa cemas dan takut akan kondisi istrinya diluar sana semakin menyelimuti dirinya.

"Aku sudah memberimu waktu satu jam untuk menunggunya," tambah Kai dengan raut cemas.

Tatapan Kai menajam, penuh desakan yang mencoba menembus ketenangan Yoongi. "Yoongi-ssi," lanjut Kai, "Media sudah mulai memberitakanmu keberadaanmu di mana-mana. Kau harus paham, semakin lama kita berada sini, semakin berisiko."

"Kumohon mengertilah situasimu, setelah ini aku akan mencari Sekyung dan sebisa mungkin membawanya kepadamu," tambahnya seraya meletakkan tangan di lengan Yoongi, memohon kesediaannya untuk pergi.

Namun, tanpa berkata apa pun, Yoongi hanya menepis tangan Kai dengan halus, seolah memberikan batas yang tak kasat mata. Dia berbalik dan berjalan keluar dari kamar, meninggalkan Kai yang tetap berdiri terdiam, ia menghela napas lega saat melihat Yoongi akhirnya bersedia bergerak.

Yoongi melangkah menuruni tangga, langkah-langkahnya cepat namun terjaga, sementara para pengawalnya telah berbaris menunggu di bawah. Sesaat, ia melihat sekilas barisan itu, seolah mencari sesuatu yang bisa memberikan kepastian bahwa semua sudah direncanakan dengan sempurna.

Jiroo memghampirinya, "Tuan Yoongi, mohon masuk ke mobil ketiga di pintu keluar samping," ujarnya dengan nada rendah namun tegas.

Yoongi mengerutkan alis, tatapannya penuh curiga. "Kenapa mobilku terpisah dari pengawal lain?" tanyanya dingin, nada suaranya menggali kejelasan dari Jiroo.

Jiroo menunduk hormat sebelum menjelaskan, "Ini untuk keamananmu tuan. Beberapa percobaan serangan telah dilakukan sebelumnya, dan kami ingin memastikan keberangkatanmu kali ini tidak terdeteksi. Kami sudah menyiapkan jalur dan iring-iringan lain untuk mengelabui mereka yang mungkin mencoba mengejar."

Yoongi menghela napas dalam, merasa sedikit lega tapi masih ada sisa kecemasan yang menggerogotinya. Ia melangkah menuju pintu samping dan memasuki Mercedes hitam yang menunggunya di sana.

Just Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang