Jam menunjukkan pukul 06:30 sore, dan senja mulai menyelimuti langit ketika Yoongi dan Sekyung dalam perjalanan pulang.
Di dalam mobil, suasana terasa hening, seolah kata-kata sulit untuk diucapkan. Sekyung melirik Yoongi yang fokus mengemudi di sebelahnya, sebuah senyum tipis muncul di bibirnya saat ia memperhatikan wajah pria tampan yang kini mengisi hatinya.
Namun meskipun cinta melingkupi hatinya, ada keraguan yang diam-diam menghantui pikiran Sekyung. Hati kecilnya khawatir bahwa hubungan mereka tidak akan berjalan mulus.
Dan ada alasan yang membuatnya selalu merasa cemas. Ya, alasan apa lagi kalau bukan karna ketidaksetaraan sosial di antara mereka. Meski tak diucapkan, rasa minder terus menyelinap di hati Sekyung.
Dia memang belum mengetahui dengan pasti siapa sebenarnya Yoongi, bagaimana latar belakang keluarganya, atau di mana dia tinggal. Namun, dari penampilannya, cara Yoongi berbicara, dan gaya hidupnya, Sekyung tahu bahwa pria di sampingnya ini bukan berasal dari kalangan biasa seperti dirinya.
Dia bisa merasakan perbedaan yang begitu nyata, meski Yoongi tidak pernah secara langsung menunjukkan itu.
Lebih buruk lagi, Sekyung selalu dihantui oleh bayang-bayang kisah cinta tragis yang dialami oleh kakanya bersama Jimin. Sebuah cinta yang hancur karena perbedaan yang tak terjembatani. Kini, hatinya dipenuhi kebahagiaan yang bercampur dengan keraguan, membuatnya merasa sesak. Seperti ingin tersenyum lebar sekaligus menangis di saat yang sama.
"Apakah ini rasanya mencintai seseorang yang mungkin tak akan pernah bisa kumiliki sepenuhnya?" batin Sekyung.
"Mungkin kami saling mencintai, tapi ada begitu banyak halangan di depan kami. Keluarga, teman, bahkan lingkungan kami begitu berbeda. Lalu bagaimana dengan pernikahan? Itu rasanya hanya angan-angan. Kami mungkin akan terus bersama sampai waktu tertentu, sampai salah satu dari kami menemukan orang yang lebih sesuai…" pikir wanita itu dalam lamunanya.
Ya, pikiran itu semakin berat hingga membuat Sekyung merasakan nyeri di dadanya, seperti ada sesuatu yang menekan kuat.
Tiba-tiba Yoongi berbicara, memecah keheningan yang telah lama menggantung di antara mereka.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya lembut namun penuh perhatian.
Sekyung tersentak, lalu cepat-cepat menunduk agar Yoongi tak melihat air matanya yang nyaris tumpah. "Ne, aku baik-baik saja," jawabnya singkat, menyembunyikan gejolak emosinya.
Yoongi melirik Sekyung sejenak, tersenyum kecil. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanyanya lagi, mencoba mencairkan suasana.
Sekyung menggigit bibirnya, ragu untuk menjawab. Namun, akhirnya dia memberanikan diri untuk mengutarakan apa yang sejak tadi ada di pikirannya.
"Umm... Yoongi-ssi, menurutmu, apakah kita bisa terus bersama?" Suaranya terdengar gugup, matanya menatap lurus ke depan.
Yoongi tersenyum, seolah memahami apa yang sedang dipikirkan oleh wanita di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Let Me Know
FanfictionShin Sekyung, seorang gadis yatim piatu yang terpaksa bekerja menjadi seorang wanita penghibur disebuah klub malam terbesar di kota karna berhutang budi pada sang pemilik klub. Namun hidupnya berubah saat dia bertemu Min Yoongi, salah seorang tamu V...