49. Leave The Door

253 22 34
                                    

Klinik Daero.
Hongwon City, 10:00 AM

Jimin menghentikan mobilnya tepat di depan Klinik Daero, sebuah bangunan kecil yang tampak sepi di pagi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin menghentikan mobilnya tepat di depan Klinik Daero, sebuah bangunan kecil yang tampak sepi di pagi itu. Napasnya terengah-engah saat ia keluar dari mobil, pikirannya dipenuhi kecemasan dan pertanyaan yang belum terjawab. Ia ingat dengan jelas wajah Sekyung yang samar-samar dilihatnya keluar dari klinik ini beberapa saat lalu.

Dengan langkah cepat, Jimin menuju pintu depan dan mendorongnya masuk ke dalam. Di balik meja front office, seorang wanita sedang sibuk dengan komputer, hanya mendongak ketika mendengar langkah tergesa Jimin.

"Nona, apakah tadi ada pasien bernama Shin Sekyung?" tanyanya, suaranya sarat dengan harapan dan kegelisahan.

Wanita itu menatapnya dengan mata penuh empati namun tetap tegas. "Maaf, tuan. Kami tidak diperbolehkan memberikan informasi mengenai identitas pasien."

"Kumohon, ini sangat penting!" desak Jimin dengan suara sedikit bergetar. "Dia istri sahabatku."

Wanita tersebut terlihat ragu sejenak, namun akhirnya menundukkan pandangannya dengan canggung. "Kami benar-benar minta maaf tuan. Klinik kami memiliki aturan tentang privasi pasien, dan informasi tidak dapat diberikan kecuali tuan datang bersama pasien yang bersangkutan."

Merasa putus asa, Jimin mengeluarkan foto Sekyung dari saku dan memperlihatkannya. "Kalau begitu, setidaknya lihatlah ini. Apakah kau melihat wanita ini datang kemari?"

Wanita itu mengerutkan alisnya seraya memperhatikan foto yg diperlihatkan Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu mengerutkan alisnya seraya memperhatikan foto yg diperlihatkan Jimin.

Wanita itu memandang foto itu dengan seksama, alisnya berkerut. Ia akhirnya menggeleng, dengan nada ragu, "Saya tidak melihatnya.. Mungkin tuan mendapatkan informasi yang salah."

Jimin mengerutkan kening, rasa frustrasinya semakin memuncak. "Omong kosong! Aku benar-benar melihatnya keluar dari sini!" ucapnya dengan nada tajam. Tanpa berpikir panjang, Jimin melompati meja front office dan mencoba meraih monitor komputer, mengabaikan tatapan kaget wanita itu.

Dengan cepat, ia menelusuri daftar pasien di layar komputer. Jari-jarinya mengetik dengan liar, berharap menemukan nama Sekyung di layar itu. Namun hasilnya nihil, nama yang dicari tidak ada dalam daftar

Just Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang