chapter 2

1.5K 131 10
                                    

Ia memijakkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga, perasaan nya campur aduk, memikirkan kata kata apa yg akan ia ucapkan pertama kali nanti.

"Kali ini Yoongi harus tau kalau gue udah lama suka sama dia"

Satu tangga terakhir ia injak, setelahnya ia benar benar berada di tempat paling tinggi di sekolahan itu.

Matanya melihat ke segala arah, mencari keberadaan seseorang yg sejak tadi memenuhi fikiran nya.

"Yoongi dimana ya.? Katanya jam istirahat suruh kesini, kok gak ada.?"

Ia kembali berfikir, apakah Yoongi lupa.? Atau sengaja melupakan nya.? Bagaimana kalau Yoongi tidak datang.?.

"Gue tunggu aja kali ya.? Mungkin aja dia sedikit telat" kemudian ia menduduki bangku yg sering digunakan yoongi saat bolos pada jam pelajaran

Lima belas menit berlalu, yg artinya waktu istirahat tinggal lima menit lagi, dan sejauh ini tidak ada tanda tanda jika yoongi akan datang menemui nya.

"Kok Yoongi gak Dateng ya.? Padahal tadi kalau Yoongi Dateng, gue mau ngomong kalau gue suka banget sama Yoongi, udah dari dua tahun yg lalu"

Jimin menghela nafasnya sebentar, ia terlihat kecewa tapi masih berusaha menyembunyikan nya,,,, "Jimin gak papa kok, lain kali juga bisa"

Kringg.. kringg...

Akhirnya bel istirahat telah selesai, artinya waktu bertemu Yoongi sudah habis.

Jimin kembali menatap kearah tangga, masih berharap ada kesempatan untuk dirinya bertemu Yoongi saat ini, tapi nihil karena Yoongi benar benar tidak datang menemuinya.

"Bel udah bunyi Yoon, gue kembali ke kelas dulu, nanti kalau ketemu Lo, gue bakal balikin kok jacket nya"

Ia kembali menghela nafas, usaha nya untuk datang kesini hanyalah sia sia, dia kembali gagal untuk bertemu pujaan hatinya.

Dengan berat hati, Jimin berjalan kembali ke kelas, ada rasa kecewa dan sedih yg menguar menjadi satu.

"Kenapa Yoongi gak Dateng.?"

Hanya pernyataan itulah yg memenuhi isi otaknya.

****

Jimin berjalan menyusuri koridor sekolah yg terlihat sepi, mungkin dari banyak nya murid, hanya dirinya yg masih ada disini, bel pulang sudah berbunyi sejak satu jam yg lalu.

"Kenapa harus dapet hukuman sih,, kan jadi telat gue pulang nya"

Hukuman.??? Apakah Jimin baru saja kena hukuman.??? Yaaa,,, hukuman karena selama pelajaran matematika berlangsung, dia hanya melamun dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru pembimbing nya.

Kemudian dari kejauhan, ia melihat seseorang yg sejak tadi ia cari, seseorang yg mampu membuat nya jatuh cinta sebegitu dalam nya.

"Yoon,,,,,"

Ucapan nya terhenti kala ia melihat jika lelaki itu tidak hanya sendiri, Yoongi menggandeng tangan seseorang yg ia kenal, sangat sangat ia kenal.

Senyuman yg sebelumnya merekah indah menjadi ekspresi yg terlihat murung.

"Kenapa Yoongi sama dia.? Apa mereka pacaran.? Tapi apa iya.?"

Jimin mengurungkan niatnya untuk mengembalikan jacket milik Yoongi, tidak ingin berlama lama akan hal itu, Jimin berjalan menuju gerbang utama sekolah, karena hari sudah semakin gelap.

****

Halte sekolah sangat sepi, ia melihat langit yg kian menggelap, bahkan hanya sedikit pencahayaan di pinggiran jalan, sepertinya langit akan segera menurunkan hujan.

"Kalau gak karena hukuman sialan itu, gue gak akan pulang setelat ini, kalau sampe malem gak ada kendaraan umum gimana.? Mana mau ujan juga"

Dari kejauhan,, silau lampu memenuhi netra indahnya,,, "Haahhh,,, akhirnya dateng juga"

****

Secangkir coklat panas adalah minuman favorit nya setiap hari, apalagi di musim hujan seperti sekarang ini, bercampur dengan dingin nya udara Jakarta karena hujan.

Fikiran nya menerawang jauh ke kejadian empat tahun silam, dimana kejadian itu yg telah berhasil mengubah alur dalam hidupnya.

"Hufftt,," ia menghela nafas panjang.

Terkadang jika saat sendiri seperti ini, ia sering kali menangis, meratapi kehidupan nya yg jauh dari kata bahagia.

"Apasih,,, kenapa malah jadi kemana mana fikiran gue"

Kemudian ia mengambil ponselnya, niat hati ingin mencari hiburan di aplikasi Instagram, tapi yg ia dapati malah kebalikan nya.

Jimin melihat akun Instagram punya Yoongi, menampilkan foto seseorang yg di ambil dari angle belakang, tidak terlihat wajahnya memang.

Tapi Jimin tau siapa orang tersebut.

"Bukan nya ini kak rival.? Bener sihh,, gak mungkin aku salah ngenalin orang, toh tadi juga pulang bareng kok, gandengan tangan juga, masa iya aku salah lihat"

Rival,, siapa rival.?

"Kalian ada hubungan apa sebenarnya.?"

Pertanyaan itu menyimpan ketakutan yg luar biasa, ia takut kehilangan seseorang yg bahkan belum sempat ia utarakan bagaimana perasaannya.

Tbc

//MinNovi//

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang