chapter 40

1.1K 109 27
                                    


Iqbal langsung mendudukkan dirinya diatas sofa yg terletak didalam kamarnya, sembari menatap lurus keluar jendela ia mengernyitkan dahinya.

"Gue gak salah lihat kan.? Tadi beneran Jimin.?"

Raut wajah Iqbal berubah seperti orang yg sedang linglung.

"Tapi kenapa duduk di kursi roda.?"

"Setau gue, dia sehat, dia gak punya penyakit apapun"

"Lagi, apa hubungan nya dengan dokter Andi.? Kenapa mereka kelihatan Deket banget.?"

Iqbal terdiam, berusaha mencari jawaban yg cocok dengan semua argument nya, namun sayang nya ia tak menemukan celah apapun.

****

Ninja merah yg di naiki Iqbal berhenti tepat di parkiran rumah sakit, karena rasa penasaran yg tinggi, Iqbal memutuskan untuk menemui dokter Andi.

"Gimana caranya gue bisa nemuin satu orang dirumah sakit Segede ini.?, Terpaksa nih gue langsung nyari dokter Andi langsung"

Iqbal beralih menatap jarum jam di pergelangan tangan nya,,, "Udah jam dua"

"LEBIH CEPAT SUS..!!!"

Suara yg begitu nyaring tersebut menghancurkan fokusnya, Iqbal langsung menoleh kearah ujung lorong rumah sakit.

Dari arah yg berlawanan, ia bisa melihat dua orang lelaki dan satu orang perempuan menggunakan seragam rumah sakit berwarna putih, sedang mendorong brankar dengan pasien diatasnya.

Iqbal menyipitkan mata, berusaha melihat dokter yg memakai masker medis diwajahnya.

"Dokter Andi.?!!"

Iqbal semakin melihat jelas siapa ora.g tersebut, ia juga dapat melihat siapa pasien yg sudah terbaring lemah diatas brankar dengan darah segar yg masih mengalir dari lubang hidung nya.

"Jimin.?!!" Gumam nya.

****

"Ouhh, kamu Iqbal.?"

"Iya dok"

Andi mengangguk, mereka duduk bersebelahan dibangku panjang depan ruangan ICU, menunggu kesadaran seseorang yg masih terlelap didalam sana.

"Jimin sering cerita tentang kamu dan Yoongi"

"Saya dan yoongi sudah mencari Jimin kemana mana dok, dan baru menemukan nya sekarang, juga secara tidak langsung ketemu di toko es krim tadi siang"

"Kamu yg tadi siang lihatin Jimin dari dalam mobil.?"

"Iya dok, maaf kalau saya lancang, tapi saya cuma mau mastiin kalau yg saya lihat tadi siang beneran Jimin"

"Bagaimana bisa kalian tidak tahu, sedangkan Jimin berada dirumah sakit ini sehari setelah rival dirawat"

Iqbal terkejut mendengar penjelasan dokter Andi.

"Dia dirawat di lantai tiga gedung A, dekat dengan ruangan saya"

"Saya benar benar baru tahu dok"

Dokter Andi tak menjawabnya, sampai Iqbal kembali menyuarakan pertanyaan pada dokter Andi.

"Dok"

"Hem.?"

"Jimin gak sakit parah kan.?"

"Kanker hati"

Jantung Iqbal berdegup kencang mendengar jawaban dokter Andi.

"Stadium 4"

Bagai di hantam ribuan batu besar saat dokter kembali melanjutkan ucapannya.

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang