chapter 8

1K 112 25
                                    

Tiga puluh menit berlalu, Jimin masih berbaring nyaman di ruangan UKS, kepalanya sudah kembali normal, hidung nya juga sudah tidak mengeluarkan darah lagi.

"Anjjir lowbat total hp gue" ia meletakkan kembali ponsel nya di atas nakas samping brankar UKS.

Ceklek...

Bunyi gagang pintu UKS dibuka, mungkin itu adalah suster atau anak PMI yg berjaga diruangan UKS, fikirnya.

"Kan udah gue bilang, jangan lari lari, Lo kenapa ngeyel banget sih.?"

"Ya maaf"

Jimin menegang di tempatnya, Jimin sangat mengenali suara itu, tapi apa yg terjadi dengan mereka berdua.?

"Duduk, gue ambil obat dulu"

Yg disuruh duduk pun hanya menurut saja, kemudian lelaki itu kembali membawa sekotak obat obatan dan mulai mengobati kaki lelaki yg satunya.

"Awwss,, sakit Yoon"

"Sakit kan.? Makanya jangan batu kalau dikasih tau"

"Maaf,,, abis Lo jalan nya cepet banget"

Jimin benar benar tak berkutik di atas brankar, dugaan nya adalah benar, dengan perlahan ia membuka sedikit gorden yg memisahkan antara brankar satu dan brankar yg lain.

Jimin tersenyum miris, apakah benar harus sesakit ini.? Pemandangan kali ini sungguh menyesakkan dadanya, rival duduk di atas brankar sedangkan Yoongi berada dibawah sembari mengobati kaki rival yg sedikit lecet.

"Kak"

"Hem.?"

"Lo sayang gak sama gue.?"

Dada Jimin berpacu lebih cepat mendengar pertanyaan dari saudara tirinya, Lelaki mungil itu berharap jika jawaban Yoongi tidak sesuai dengan apa yg sedang ia fikirkan saat ini.

"Sayang.!!"

Lagi lagi tidak sesuai dengan apa yg Jimin harapkan, membuat hati nya hancur untuk kesekian kalinya.

"Beneran.?"

"Hem"

"Iiihh,, serius kak"

"Iya val,, gue serius"

Manis,, sangat manis, saking manis nya respon dan jawaban yg Yoongi berikan untuk rival, sampai membuat Jimin sakit dan hancur untuk kesekian kalinya.

Selang beberapa menit, semuanya kembali sunyi, rival dan Yoongi sudah pergi meninggal ruang UKS, kini hanya tinggal dirinya yg berada di ruangan itu.

"Tidak bisakah Lo bersikap kayak gitu ke gue kak.?"

Meski sebenarnya bukan sikap manis yg di harapkan dari Yoongi, Jimin hanya ingin Yoongi menghargai perasaan nya, sesulit itukah bagi Yoongi menghargai perasaan orang lain.?

Jimin juga ingin berada di posisi rival, semua orang  berpihak dan sayang dengan nya termasuk Yoongi, bolehkah ia bahagia.? Tidak bisakah semesta mengabulkan keinginannya.?.

****

Hari ini pukul 06:45 pagi, Jimin berjalan tergesa menyusuri koridor sekolahan, sembari menentang paper bag berwarna coklat dan Tupperware putih didalam nya, ia berjalan ke arah aula sekolahan untuk menemui pujaan hati nya yg tak lain adalah Yoongi.

"Permisi"

Semua orang yg ada didalam aula sontak menoleh kearahnya.

"Lio, ada apa.?"

"Kak Iqbal,, Emhh aku mau ada perlu sama kak Yoongi"

Kemudian Iqbal menatap Yoongi, memberi kode untuk menghampiri Jimin yg masih berdiri di ambang pintu aula.

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang