chapter 18

905 94 3
                                    


"Kamu gak papa kan.?"

"It's ok Yoongi, aku gak papa"

"Yoongi.."

"Hem.?"

"Seharus nya aku gak tau kalau ternyata selama ini papa cuma anggep aku beban"

"Harusnya aku gak tau kalau ternyata papa cuma anggep aku biang masalah dirumah"

"Karena ini cuma bikin aku sakit, aku gak tau kenapa papa cuma anggep aku anak pembawa sial"

Yoongi memeluk Jimin dan semakin mengeratkan pelukannya, ia mengusap lembut punggung Jimin yg bergetar.

"Sayang,, kamu punya aku"

"Aku akan selalu ada buat kamu"

Jimin melepaskan pelukan Yoongi saat merasa sudah lega.

"Maaf, baju kamu jadi basah"

"Gak apa apa sayang"

"Walaupun papa gak sayang sama kamu, kamu masih punya aku"

"Jadi jangan berfikir kalau di dunia ini gak ada yg berpihak sama kamu"

"Kamu punya Nando, dan kamu juga punya aku, aku sayang banget sama kamu"

Setelah itu,, Yoongi mengecup dahi Jimin, Jimin tidak bisa menyembunyikan semyum nya diperlakukan semanis itu oleh Yoongi.

"Kok senyum senyum" goda nya

"Apaan,, enggak kok"

"Kok pipinya merah.?"

"Iiihhhh Yoongi"

"Yoongi gak akan tinggalin aku kan.?"

Pertanyaan mendadak itu membuat Yoongi terdiam, dirinya ragu untuk menjawab.

"Yoongi, kok gak dijawab.?"

"Hemm,, aku gak akan tinggalin kamu"

Yoongi kembali memeluk Jimin,,,, "Maafin aku Jim" batin nya.

****

"Dari mana Lo.?"

Jimin tersenyum miring dan menatap tajam kearah rival

"Urusan Lo apa.?"

"Hari ini gue gak lihat Lo sama Yoongi ke sekolah, Lo bolos ya.?"

"Hahahaha,, tau dari mana Lo"

Kemudian rival merogoh ponsel nya dan memperlihatkan snapgram Jimin yg memotret balkon apartemen Yoongi.

"Yaa,, gue bolos ke apartment Yoongi"

"Punya hubungan apa Lo sama Yoongi.?"

"Eemmhh,, gue mau jawab tapi takut Lo sakit hati"

Rival mulai mengepalkan tangan nya.

"Udah kan interogasi nya.? Yaudah gue kamar dulu ya, capek banget seharian jalan sama Yoongi"

Tak memperdulikan rival yg tersulut emosi karena perkataan nya, Jimin memilih beranjak menaiki tangga untuk kekamar nya.

"Oke,, sekarang Lo boleh sama Yoongi, tapi sebentar lagi, gue akan buat Yoongi berpindah hati dari Lo ke gue, lihat aja JIMIN DELIO" gumam nya penuh emosi.

****

"Bagaimana dok.?"

"Jimin, penyakit sejenis ini sangat sulit disembuhkan, meski dengan kemo sekalipun, apalagi kamu hanya mengandalkan obat pereda sakit dan check up, itu akan sangat sulit untuk kesembuhan kamu"

"Tambah parah ya dok.?"

Dokter bernama andi itu mengangguk.

"Apa ada cara lain dok.?"

"Hanya ada dua cara, menjalani perawatan dengan serius dan keajaiban dari tuhan"

Mendengar kalimat dokter Andi, Jimin seperti kehilangan harapan untuk sembuh dan hidup normal.

"Yaudah dok, saya tebus obat saja"

Dokter Andi bergegas memasukkan obat untuk Jimin.

"Terimakasih dokter"

"Sama sama nak, saya tau apa yg kamu alami saat ini adalah masa yg sangat sulit, kunci nya jangan berhenti berusaha dan berdoa, lakukan yg terbaik untuk diri sendiri, karena ini hanya menurut medis, bisa saja tuhan berkehendak lain, saya akan selalu berdoa untuk kesembuhan mu"

Jimin tersenyum sembari menatap dokter Andi,,, "Terimakasih dokter Andi" lirihnya sambil menahan tangis.

****

Jimin berjalan gontai sembari menangis di lorong rumah sakit yg begitu sepi, terlalu pahit rasanya menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak ada perkembangan, mengingat keuangan nya tidak memadai untuk melakukan perawatan yg lebih serius.

Jimin terdiam saat mengingat kejadian sebelum ia pergi kerumah sakit untuk check up..... "Gue takut kalau papa tau..!"

//Flashback On//

"Harus nya dari kemarin jadwal gue check up"

"Tapi papa gak kasih uang"

"Yoongi,,, jimin sakit,, Hikss,, hikss,,"

Beberapa lama menangis, Jimin berhenti dan terlihat berfikir sejenak.

Ia keluar dari kamar dan perlahan turun kelantai bawah, bergegas menuju salah satu ruangan dengan pintu berwarna coklat, menyusuri setiap sudut dan membuka satu persatu laci diruangan itu, namun tak kunjung menemukan apa yg ia cari.

Tak lama setelah itu, tatapan nya tertuju pada sebuah box berwana silver yg terletak di meja sudut ruangan, tanpa berlama lama Jimin melangkah dengan cepat menuju meja tersebut.

"9 7 5 3 2 3 4 9"

"Yess,, bisa"

Brangkas itu terbuka secara otomatis, memperlihat kan banyak nya tumpukan uang didalam sana.

"Jimin tau ini gak baik"

"Tapi ini darurat, maaf ya pah, maafin Jimin"

Jimin memberanikan dirinya untuk mengambil beberapa lembar uang dari dalam brankas.

"Maaf ya pah,, maafin Jimin, Jimin janji kalau nanti punya uang akan jimin balikin lagi ke brankas ini"

Setelah mengatakan itu, Jimin bergegas keluar dari ruangan itu, setelah kembali mengunci pintunya, ia bergegas menuju kamar nya sendiri.

//Flashback off//

Jimin menghapus air matanya, kemudian ia duduk di bangku taman depan rumah sakit, melepas ransel dan mulai mengeluarkan beberapa cemilan dari dalam ransel itu, kemudian memakan nya dengan santai sembari menikmati pemandangan air mancur didepan nya.

Tbc

//MinNovi//

Let's Be Together Forever (YoonMin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang